Para ilmuwan pada Badan antariksa Amerika atau NASA kini sedang mempelajari semua informasi yang telah dikumpulkan teleskop itu selama empat tahun terakhir.
NASA, meluncurkan pesawat antariksa Kepler pada tahun 2009. Tujuan mereka adalah agar Kepler bisa menemukan planet-planet seukuran Bumi di dekat bintang mirip matahari di mana ada air cair di permukaan planet itu.
William Borucki adalah ketua peneliti misi Kepler itu. Dia mengatakan proyek itu sangat sukses.
Borucki menjelaskan, “Pada awal misi, tidak ada yang tahu apakah ada planet-planet seukuran Bumi di galaksi kita. Kini, pada akhir observasi Kepler, kita tahu bahwa galaksi kita dipenuhi planet-planet. Ketika kita melihat langit di malam hari dan dipenuhi bintang, kemungkinan besar bintang-bintang itu memiliki planet.”
Teleskop Antariksa Kepler menemukan 135 planet dan lebih dari 3.500 benda yang diduga sebagai planet dengan berbagai ukuran dan jarak orbit. Sebagian besar planet itu kecil seperti Bumi. Proyek empat tahun itu diperpanjang pada tahun 2012. Tapi proyek itu berakhir pada bulan Agustus setelah para insinyur gagal memperbaiki dua roda reaksi yang rusak. Roda reaksi sangat penting untuk menjaga agar pesawat antariksa bergerak ke arah yang benar.
Wakil manajer proyek Charles Sobeck mengatakan keputusan itu tepat. Ia mengatakan, "Hasilnya menunjukkan bahwa rodanya sangat rusak sehingga tidak dapat mempertahankan arah pesawat antariksa untuk waktu yang lama."
Tim Kepler kini sedang mempelajari apakah teleskop antariksa dapat digunakan dalam berbagai jenis proyek. Ini bisa termasuk pencarian exoplanet - yakni mencari planet yang mengelilingi bintang selain matahari. William Borucki mengatakan NASA telah menyerukan komunitas sains untuk menyalurkan ide-ide.
"Bukan proposal, tidak meminta dana, tapi gagasan-gagasan dan kami akan mempelajari mana yang bisa dilakukan dengan biaya yang masuk akal," ujar Borucki.
Dia mengatakan misi ilmiah Kepler belum berakhir. Timnya kini sedang mempelajari informasi yang dikumpulkan oleh pesawat antariksa itu selama empat tahun terakhir. Dia berharap pencarian itu akan menghasilkan ratusan, bahkan ribuan, temuan baru.
"Pada dasarnya, dalam beberapa tahun ke depan, ketika analisa ini selesai, kita akan mampu menjawab pertanyaan yang mengilhami misi Kepler: Apakah Bumi biasa atau langka ditemukan di galaksi kita?," tambah Borucki.
William Borucki mengatakan tugas Kepler merupakan langkah pertama yang penting dalam mengeksplorasi galaksi kita. NASA sedang mempersiapkan misi lain untuk tahun 2017. Satelit Survey Exoplanet akan mencari planet yang lebih besar, lebih terang dan lebih dekat dengan sistem tata surya kita daripada yang telah dilakukan Kepler. NASA akan menempatkan instrumen observasinya ke area yang berjarak 3.000 tahun cahaya.
NASA, meluncurkan pesawat antariksa Kepler pada tahun 2009. Tujuan mereka adalah agar Kepler bisa menemukan planet-planet seukuran Bumi di dekat bintang mirip matahari di mana ada air cair di permukaan planet itu.
William Borucki adalah ketua peneliti misi Kepler itu. Dia mengatakan proyek itu sangat sukses.
Borucki menjelaskan, “Pada awal misi, tidak ada yang tahu apakah ada planet-planet seukuran Bumi di galaksi kita. Kini, pada akhir observasi Kepler, kita tahu bahwa galaksi kita dipenuhi planet-planet. Ketika kita melihat langit di malam hari dan dipenuhi bintang, kemungkinan besar bintang-bintang itu memiliki planet.”
Teleskop Antariksa Kepler menemukan 135 planet dan lebih dari 3.500 benda yang diduga sebagai planet dengan berbagai ukuran dan jarak orbit. Sebagian besar planet itu kecil seperti Bumi. Proyek empat tahun itu diperpanjang pada tahun 2012. Tapi proyek itu berakhir pada bulan Agustus setelah para insinyur gagal memperbaiki dua roda reaksi yang rusak. Roda reaksi sangat penting untuk menjaga agar pesawat antariksa bergerak ke arah yang benar.
Wakil manajer proyek Charles Sobeck mengatakan keputusan itu tepat. Ia mengatakan, "Hasilnya menunjukkan bahwa rodanya sangat rusak sehingga tidak dapat mempertahankan arah pesawat antariksa untuk waktu yang lama."
Tim Kepler kini sedang mempelajari apakah teleskop antariksa dapat digunakan dalam berbagai jenis proyek. Ini bisa termasuk pencarian exoplanet - yakni mencari planet yang mengelilingi bintang selain matahari. William Borucki mengatakan NASA telah menyerukan komunitas sains untuk menyalurkan ide-ide.
"Bukan proposal, tidak meminta dana, tapi gagasan-gagasan dan kami akan mempelajari mana yang bisa dilakukan dengan biaya yang masuk akal," ujar Borucki.
Dia mengatakan misi ilmiah Kepler belum berakhir. Timnya kini sedang mempelajari informasi yang dikumpulkan oleh pesawat antariksa itu selama empat tahun terakhir. Dia berharap pencarian itu akan menghasilkan ratusan, bahkan ribuan, temuan baru.
"Pada dasarnya, dalam beberapa tahun ke depan, ketika analisa ini selesai, kita akan mampu menjawab pertanyaan yang mengilhami misi Kepler: Apakah Bumi biasa atau langka ditemukan di galaksi kita?," tambah Borucki.
William Borucki mengatakan tugas Kepler merupakan langkah pertama yang penting dalam mengeksplorasi galaksi kita. NASA sedang mempersiapkan misi lain untuk tahun 2017. Satelit Survey Exoplanet akan mencari planet yang lebih besar, lebih terang dan lebih dekat dengan sistem tata surya kita daripada yang telah dilakukan Kepler. NASA akan menempatkan instrumen observasinya ke area yang berjarak 3.000 tahun cahaya.