NATO meningkatkan jangkauan serangannya di Libya hari Sabtu untuk pertama kalinya dengan mengerahkan helikopter-helikopter penyerang untuk misi terbang rendah terhadap sarana militer yang setia kepada pemimpin Libya Moammar Gaddafi.
NATO mengatakan helikopter-helikopter Apache Inggris menghancurkan satu tempat radar dan pos pemeriksaan bersenjata dalam pengerahan pertama sejak Perdana Menteri Inggris David Cameron menyetujui penggunaan helikopter tersebut seminggu lalu.
Apache itu masing-masing dilengkapi dengan 16 misil Hellfire dan terbang rendah ke arah sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya oleh radar sebelum misil diluncurkan. Helikopter Tiger Perancis juga sedang disiapkan untuk digunakan NATO di Libya.
Panglima pasukan NATO di Libya, Letnan jenderal Kanada Charles Bouchard, mengatakan serangan yang berhasil itu menunjukkan kemampuan unik helikopter penyerang. Penggunaan helikopter yang terbang rendah untuk menyerang dapat mengurangi kemungkinan korban sipil, walaupun helikopter itu juga rawan terhadap serangan oleh misil darat-ke-udara.
Dalam beberapa hari ini, pemberontak yang berusaha menggulingkan Gaddafi telah menunggu penggunaan helikopter penyerang itu. Seorang pemimpin pemberontak di Misrata, Fatih Bashagha, mengatakan lasykarnya gembira mengenai penggunaan helikopter itu, dan pemberontak lain mengatakan ini menunjukkan tekad NATO untuk terus membantu mereka.
Peningkatan serangan militer itu diadakan biarpun sementara usaha diplomatik baru kelihatan dalam usaha untuk membujuk Gaddafi menyerahkan kekuasaan.