Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, Jumat (5/2), hadir di pengadilan Distrik Babushkinskiy, Moskow, atas tuduhan memfitnah seorang veteran Perang Dunia II.
Ia menolak gugatan tersebut dan menyebutnya sebagai balas dendam politik yang digelar oleh Kremlin.
Ini adalah dakwaan terpisah dari dakwaan penipuan dan pencucian uang yang dituding dilakukan Navalny pada 2014. Kedua tuduhan itu sendiri telah membuat Navalny dijatuhi hukuman penjara sebelumnya pekan ini.
Tahun lalu, Navalny dituduh mengecam orang-orang yang ditampilkan dalam sebuah video yang mempromosikan reformasi konstitusional untuk memperpanjang masa kekuasaan Presiden Vladimir Putin. Ketika itu, Navalny menyebut mereka sebagai "antek-antek korup," "orang-orang tanpa kesadaran" dan "para pengkhianat."
Komite Investigasi Rusia menyatakan bahwa komentar Navalny tersebut "merendahkan kehormatan dan martabat" seorang veteran Perang Dunia II yang turut tampil dalam video tersebut.
Navalny, 44, musuh politik Putin yang paling gigih, ditangkap 17 Januari lalu. Aktivis antikorupsi ini ditahan tidak lama setelah menyelesaikan proses penyembuhannya di Jerman akibat keracunan gas saraf.
Aksi peracunan terhadap Navalny diduga kuat oleh banyak pihak didalangi Kremlin. Namun, pihak berwenang Rusia menyangkal keterlibatan apa pun dalam kasus itu dan mengklaim bahwa tudingan itu tanpa bukti. Beberapa laboratorium Eropa mengukuhkan kasus peracunan terhadap Navalny.
Pengadilan Moskow, Selasa (2/2), mengirim Navalny ke penjara, setelah menyatakan ia melanggar persyaratan masa percobaannya saat memulihkan diri di Jerman dan menjatuhkan hukuman dua tahun delapan bulan penjara. [ab/uh]