Polisi Rusia mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat agar tidak berunjuk rasa yang rencananya digelar pada Minggu (31/1). Demo itu untuk menyerukan pembebasan pemimpin oposisi Alexei Navalny.
Melansir berita dari Associated Press, seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia pada Sabtu (30/1) menyebut pandemi virus corona sebagai alasannya. Dia mengatakan para peserta aksi yang kedapatan melanggar peraturan epidemiologi, bisa menghadapi dakwaan kriminal.
Polisi Moskow berencana membatasi pergerakan di pusat kota itu pada Minggu (31/1).
Sebuah unjuk rasa rencananya akan digelar di Lapangan Lubyanka, lokasi kantor Dinas Keamanan Federal. Navalny mengklaim instansi itu yang memerintahkan agar dia diracun pada Agustus lalu dengan agen saraf era Soviet atas nama Kremlin. Pemerintah Rusia telah membantah terlibat dalam peristiwa yang menimpa pria 44 tahun itu.
Navalny ditangkap pada 17 Januari sekembalinya ke Rusia dari Jerman, di mana dia dirawat selama lima bulan karena diracun. Penahanannya memicu protes-protes nasional sepekan lalu di sekitar 100 kota. Hampir 4.000 orang dilaporkan ditangkap. [vm/ft]