Tautan-tautan Akses

Navalny Serukan Pemboikotan Pilpres


Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, berbicara di komisi Pemilihan Rusia setelah menyerahkan dokumen-dokumen pendaftaran sebagai calon presiden di Moscow, 25 Desember 2017.
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, berbicara di komisi Pemilihan Rusia setelah menyerahkan dokumen-dokumen pendaftaran sebagai calon presiden di Moscow, 25 Desember 2017.

Politisi oposisi Rusia, Alexei Navalny, menyerukan pemboikotan pemilu presiden setelah para pejabat melarangnya mencalonkan diri.

Komisi Pemilihan Pusat Rusia memutuskan, Senin (25/12), untuk mencegah Navalny agar tidak mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Maret 2018 karena dia terlibat atas tuduhan kriminal. Tapi menurut para blogger anti-korupsi tuduhan itu bermotif politik.

Keputusan komisi tersebut muncul sehari setelah Navalny menyatakan dia telah mengumpulkan cukup dukungan untuk menjadi kandidat presiden.

Setelah keputusan Komisi Pemilihan Pusat Rusia, Senin, Navalny merilis sebuah video yang meminta para pendukungnya untuk memboikot pemilihan presiden tersebut.

"Kami mengerti bahwa keputusan Komisi pemilihan ini mungkin dilakukan, dan kami mempunyai rencana yang jelas dan tepat ... Kami menyatakan 'pemogokan' pemilih,’ karena proses yang harus kami ikuti bukanlah untuk pemilihan, "katanya.

Navalny mengatakan timnya sekarang akan berkampanye untuk tidak ikut dalam pemilihan presiden. Dia mengatakan memberikan suara berarti "memilih penipuan dan korupsi."

Presiden Vladimir Putin mengumumkan awal bulan ini bahwa dia akan mencalonkan diri dalam pemilihan 18 Maret dan secara luas diperkirakan akan memenangkan masa jabatan keempat sebagai kepala negara Rusia. [sp/ii]

XS
SM
MD
LG