Masker akan diwajibkan di kota Melbourne, Australia di mana diberlakukan lockdown atau penutupan wilayah mulai Rabu (22/7) karena krisis COVID-19 semakin meningkat. Warga hanya boleh meninggalkan rumah mereka untuk bekerja, belajar, berolahraga, dan bisnis penting lainnya. Kasus infeksi virus corona yang terkonfirmasi di Australia telah mencapai 12.428. Seratus dua puluh enam orang telah tewas akibat penyakit itu.
Perintah pemakain masker merupakan hal yang baru pertama kali diberlakukan di Australia, yang telah mencatat lebih dari 500 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Angka itu merupakan peningkatan harian terbesar sejak awal pandemi. Sebagian besar kasus baru itu ditemukan di negara bagian Victoria bagian tenggara.
Wabah dilaporkan telah terjadi di lebih dari 40 panti lansia, dan karantina telah diberlakukan di beberapa penjara.
Bandana, syal, dan sapu tangan semuanya boleh digunakan sebagai masker sementara penduduk Melbourne diperintahkan menutupi hidung dan mulut mereka ketika mereka berada di luar rumah. Warga diberi petunjuk resmi tentang cara membuat masker mereka sendiri dari pakaian dan tas belanja.
Philip Russo adalah seorang guru besar di Monash University. “Ini bukan ilmu pasti karena kita masih belajar tentang hal ini setiap hari. Kita tahu bahwa penyakit ini ditularkan melalui kontak dekat, sehingga jarak fisik adalah tindakan pertama kita dalam pencegahan, dan ketika jarak fisik tidak dapat dijaga, saat itulah pemakaian masker dapat dipertimbangkan.”
Sementara krisis terus berlanjut, perjalanan antar negara bagian Victoria dan negara-negara bagian lain di Australia kini sangat dibatasi dan kontrol perbatasan yang lebih ketat diberlakukan.
Sekitar 2.400 kasus baru COVID-19 dilaporkan dalam sepekan terakhir di seluruh Australia, dan angka itu dianggap signifikan. Sejak pandemi mulai hampir 12.500 orang telah didiagnosis positif mengalami infeksi.
Lonjakan kasus itu menggagalkan keberhasilan sebelumnya di Australia dalam mengatasi virus corona.
Minggu ini, penyelidikan yudisial mulai meneliti bagaimana orang-orang terinfeksi yang kembali ke Australia dari luar negeri menularkan penyakit itu sementara mereka berada dalam karantina wajib di Victoria. Dikatakan dalam sidang itu bahwa banyak infeksi baru-baru ini di negara bagian Victoria kemungkinan terkait dengan pelanggaran dari kebijakan keamanan hotel.
Sementara itu, di Amerika, hanya 65 persen orang dewasa Amerika, menurut hasil penelitian terbaru lembaga riset Pew Research, mengatakan mereka mengenakan masker ketika sedang berada di toko atau bisnis publik lainnya.
Setelah berbulan-bulan meremehkan pentingnya pemakaian masker, awal minggu ini Presiden Donald Trump mencuit foto dirinya yang mengenakan masker, dan menyebutnya “patriotik.”
Pada hari Selasa, Trump melanjutkan jumpa pers Gedung Putih tentang virus corona dan mengisyaratkan dukungannya yang kuat untuk pemakaian masker sejauh ini. “Saya punya masker, saya membawanya dan saya akan menggunakannya dengan senang hati. Tidak ada masalah dengan itu dan saya sudah mengatakan itu, dan saya katakan, jika kita bisa menggunakan masker, ketika kita bisa memakai masker, jika kita berada dekat satu sama lain, dalam suatu kelompok, maka saya akan memakainya ketika saya berada dalam kelompok,” ujarnya.
Pada bulan April, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika mengubah pedoman mereka tentang masker wajah dan mengatakan semua warga Amerika – bukan hanya pekerja medis – hendaknya mengenakan masker. [lt/jm]