Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akan memimpin pertemuan puluhan mitranya dari negara-negara anggota NATO dan lainnya hari Rabu. Mereka akan membahas upaya terbaru untuk meningkatkan bantuan militer bagi Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia selama hampir empat bulan.
Pembicaraan ini berlangsung di sela-sela pertemuan menteri pertahanan NATO di markas besar NATO di Brussels.
Pertemuan virtual Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina bulan lalu menarik kedatangan wakil-wakil dari hampir 50 negara dan janji paket bantuan baru. Para pejabat Ukraina terus mendesak mitra-mitra internasional untuk mengirim lebih banyak senjata, khususnya artileri berat, untuk membantu pasukan Ukraina melawan Rusia.
“Pertanyaannya adalah apa yang diperlukan Ukraina untuk melanjutkan keberhasilan yang telah mereka lihat dalam memperlambat dan menggagalkan tujuan Rusia, dan ini akan menjadi fokus utama para menteri pertahanan,” kata seorang pejabat senior AS menjelang pertemuan pada Rabu (15/6).
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan bahwa para menteri pertahanan NATO akan bertemu Rabu malam dengan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksil Reznikov dan mendapat kabar terbaru mengenai “apa kebutuhan mendesak Ukraina.”
Di tengah-tengah berbagai pernyataan para pejabat Ukraina bahwa bantuan militer yang datang tidak cukup banyak, dan tidak cukup cepat, Stoltenberg mengatakan upaya semacam itu memerlukan waktu. Tetapi para pemimpin NATO menyadari mendesaknya hal tersebut dan bekerja sama dengan Ukraina untuk mengatasi berbagai kendali.
Stoltenberg juga mengatakan ia berharap sekutu-sekutu NATO akan mengeluarkan pernyataan baru mengenai dukungan bagi Ukraina pada hari Rabu. Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan pada Selasa (14/6) bahwa Ukraina “harus memiliki lebih banyak senjata berat.” Ia mengatakan pasukan Ukraina “betul-betul bergantung pada itu untuk dapat melawan invasi brutal Rusia.”
Pembicaraan ini berlangsung sementara pasukan Rusia berusaha meraih kontrol penuh atas kota industri di bagian timur, Sievierodonetsk, di kawasan Donbas. Upaya ini telah dinyatakan Rusia sebagai fokus utama operasinya di Ukraina.
“Bertahan di Donbas sangatlah penting,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pesan video pada Selasa (14/6) malam. “Donbas merupakan kunci dalam menentukan siapa yang akan mendominasi dalam beberapa pekan mendatang.”
Rusia kini menguasai sekitar 80 persen wilayah Sievierodonetsk dan telah menghancurkan ketiga jembatan keluar kota itu, kata gubernur Luhansk Serhiy Haidai, Selasa (14/6).
Dengan dihancurkannya jembatan itu oleh Rusia, Haidai mengakui bahwa evakuasi massal warga sipil dari Sievierodonetsk kini “mustahil” karena pengeboman dan pertempuran tanpa henti di sana.
Ia mengatakan pasukan Ukraina telah didesak ke pinggiran kota karena “metode bumi hangus dan gempuran artileri berat yang digunakan Rusia.” [uh/ka]