Nepal menyatakan masa berkabung selama tiga hari untuk mengenang hampir 5.000 korban tewas akibat gempa bumi dahsyat akhir pekan lalu, sementara ribuan lainnya membutuhkan bantuan darurat.
Dalam pidato televisi hari Selasa (28/4), Perdana Menteri Sushil Koirala juga mengucapkan terima kasih untuk bantuan yang terus mengalir. Ia mengatakan tantangan terbesar saat ini adalah menyalurkan bantuan ke lokasi-lokasi terpencil.
PBB mengatakan sekitar 1,4 juta orang membutuhkan makanan. Organisasi dunia itu juga mengatakan akan mengambil 15 juta dollar dari dana daruratnya untuk operasi SAR menyusul gempa berkekuatan 7.8 hari Sabtu lalu.
Pihak berwenang hari Selasa mengatakan angka korban tewas telah melampaui 4.600, sementara 9.000 lainnya cedera. Angka itu, kata mereka, diperkirakan terus bertambah sementara tim SAR terus membersihkan puing-puing.
Banyak warga tidur di ruang terbuka atau di tenda-tenda, sementara kawasan itu terus diguncang gempa susulan berkekuatan 4 hingga 5 skala Richter.
Sejumlah laporan hari Selasa mengatakan kira-kira 250 orang hilang setelah tanah longsor melanda desa Ghodatabela, yang terletak pada sebuah jalur trekking populer dekat pusat gempa itu.
Hujan lebat menyulitkan truk-truk bantuan masuk ke daerah-daerah yang terimbas paling parah, sementara helikopter belum bisa mendarat sehingga banyak warga terlantar.
Pihak berwenang kesehatan cemas akan terjadi wabah penyakit akibat kelangkaan air bersih dan terlalu padatnya orang-orang di ruang terbuka. Rumah-rumah sakit di Kathmandu, ibukota Nepal, juga kewalahan mengurus korban cedera.