Tautan-tautan Akses

Netanyahu “Bersedia Buat Perjanjian” dengan Hamas, Tapi Menolak Mundur dari Koridor Philadelpia


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdiri di depan layar saat menjelaskan alasan mengapa Israel harus mempertahankan "koridor Philadephia" dalam konferensi pers di Yerusalem, pada 2 September 2024. (Foto: AP/Ohad Zwigenberg)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berdiri di depan layar saat menjelaskan alasan mengapa Israel harus mempertahankan "koridor Philadephia" dalam konferensi pers di Yerusalem, pada 2 September 2024. (Foto: AP/Ohad Zwigenberg)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (4/9) malam tetap bersikukuh bahwa Israel harus mempertahankan kontrol atas apa yang disebut sebagai koridor Philadelpia untuk mencegah Hamas menyelundupkan senjata ke Gaza.

Koridor tersebut terletak di sisi Gaza di area perbatasan dengan Mesir dan telah menjadi hambatan utama dalam perundingan yang bertujuan untuk menghentikan perang Israel-Hamas dan membebaskan sejumlah sandera.

“Saya berkomitmen untuk mengembalikan 101 sandera yang tersisa. Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk membawa mereka pulang. Namun meninggalkan Philadelphia tidak akan mempercepat pembebasan para sandera,” ujar pemimpin Israel tersebut.

Namun banyak warga Israel, termasuk menteri pertahanannya sendiri, mengatakan Israel harus melepaskan koridor tersebut, setidaknya untuk waktu yang singkat guna membawa kembali sisa sandera yang ditahan di Gaza.

Perdebatan terkait koridor tersebut mencapai puncaknya setelah pembunuhan terhadap enam sandera yang sedianya akan dikembalikan dalam keadaan hidup jika kesepakatan itu tercapai.

Israel menyerang Gaza setelah kelompok militan Hamas menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 253 orang lainnya dalam sebuah serangan teror lintas batas pada tanggal 7 Oktober 2023.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, mengatakan hingga tanggal 4 September sedikitnya 40.786 warga Palestina tewas dalam serangkaian serangan darat dan udara Israel. Sementara 94.224 lainnya menderita luka-luka.

Perang telah menyebabkan kehancuran yang meluas, memaksa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza untuk meninggalkan rumah mereka, seringkali beberapa kali, dan menciptakan bencana kemanusiaan.

Hamas menuduh Israel memperlambat perundingan yang telah berlangsung berbulan-bulan dengan mengeluarkan tuntutan baru, termasuk untuk mempertahankan kontrol Israel atas koridor Philadelpia di sepanjang perbatasan Mesir dan koridor kedua yang membentang di Gaza.

Hamas telah menawarkan untuk membebaskan semua sandera sebagai imbalan atas berakhirnya perang, penarikan pasukan Israel secara menyeluruh dan pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina; ini secara garis besar merupakan syarat-syarat yang diminta dalam kesepakatan yang diajukan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Juli lalu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menjanjikan “kemenangan total” atas Hamas dan menyalahkan Hamas atas kegagalan perundingan. [em/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG