Presiden AS terpilih Donald Trump akan menjadi sahabat Israel dan kedua negara diharapkan bisa bekerjasama untuk membatalkan perjanjian nuklir internasional dengan Iran, ujar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam wawancara hari Minggu (11/12).
Meskipun kedua negara merupakan sekutu dekat, hubungan Netanyahu dan Presiden Barack Obama kerap tegang karena perbedaan pandangan yang tajam dalam melihat perjanjian Iran dan isu-isu lain.
Ada sentimen pada sayap kanan nasional Israel bahwa terpilihnya Trump bisa menjadi era baru hubungan dengan Amerika.
“Saya kenal Donald Trump," ujar Netanyahu dalam program “60 Minutes” di stasiun televisi CBS, yang akan disiarkan Minggu malam.
“Saya kira sikap dan dukungannya pada Israel jelas. Ia merasa nyaman dengan negara Yahudi, dengan warga Yahudi. Tidak ada pertanyaan lagi tentang hal itu," katanya.
Pernyataannya itu signifikan karena beberapa kritikus menuduh Trump mentolerir sikap anti-Yahudi sebagian pendukungnya.
Netanyahu mengatakan “ia memiliki perbedaan pandangan” dengan Obama pada “isu yang diketahui bersama, yaitu Iran."
Netanyahu dikenal sebagai salah seorang pengecam keras perjanjian nuklir dengan Iran dan sekaligus mengkritik Obama dalam beberapa isu.
Iran telah sejak lama mendukung kelompok bersenjata yang bertekad akan menghancurkan Israel dan pemimpin-pemimpinnya, yang menyerukan penghapusan Israel di peta dunia. Israel khawatir program nuklir Iran dirancang untuk mengancam keberadaannya.
Dalam kampanyenya, Trump juga mengecam keras perjanjian nuklir Iran. [em]