Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan “perang melawan terorisme akan berlanjut sepanjang waktu.” Hal ini disampaikannya dalam rapat kabinet mingguan pada Minggu (4/8).
Secara khusus ia menyampaikan belasungkawa kepada dua keluarga korban serangan penikaman Minggu pagi, yang dilakukan seorang warga Palestina di pinggiran Tel Aviv. Ia juga memperingatkan Iran bahwa Israel “bersiap menghadapi skenario apapun, dalam hal pertahanan dan serangan.”
Ketegangan semakin memuncak seiring terus berkecamuknya perang Israel-Hamas selama hampir 10 bulan di Gaza, dan pembunuhan dua tokoh senior kelompok militan Hamas dalam dua serangan terpisah di Lebanon dan Iran pada minggu lalu. Pembunuhan itu memicu ancaman pembalasan dari Iran dan sekutu-sekutunya, dan meningkatkan kekhawatiran meluasnya perang yang bahkan lebih menghancurkan di kawasan itu.
Berbicara tentang perundingan untuk membebaskan sisa sandera Israel yang masih ditahan Hamas, Netanyahu mengatakan “hingga saat ini Hamas masih belum menyetujui syarat-syarat paling mendasar dalam kesepakatan yang diajukan.”
Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken adalah sebagian pejabat tinggi yang dalam beberapa hari terakhir ini menyerukan gencatan senjata, dengan mengatakan hal ini merupakan satu-satunya cara untuk memutus siklus kekerasan dan penderitaan.
Ribuan Warga Israel Kembali Turun ke Jalan, Tuntut Pemulangan Sandera
Sejumlah demonstran Israel telah turun ke jalan-jalan dan memblokir jalan bebas hambatan di Tel Aviv dan lokasi-lokasi lain untuk menyerukan Netanyahu agar segera mencapai kesepakatan gencatan senjata dan memulangkah sandera yang ditahan Hamas. Mereka juga menyerukan pengunduran diri Netanyahu.
Demonstrasi ini terjadi ketika upaya-upaya yang telah berlangsung lama untuk menengahi gencatan senjata mendapatkan momentum pada awal bulan lalu ketika Hamas membatalkan tuntutan utama mereka yaitu komitmen Israel untuk mengakhiri perang.
Meskipun demikian Hamas tetap menginginkan jaminan dari para mediator untuk terlaksananya gencatan senjata permanen. Netanyahu bersumpah untuk terus melanjutkan pertempuran hingga Israel menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.
Hampir 40.000 Warga Palestina di Gaza Tewas
Perang Israel-Hamas berawal dari serangan kelompok miiltan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke selatan Israel yang menewaskan 1.200 orang. Hamas juga menculik sekitar 250 orang lainnya, yang sebagian besar telah dibebaskan dalam perjanjian gencatan senjata pertama bulan November lalu.
Israel melancarkan serangan balasan lewat darat dan udara ke Gaza, yang menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza – wilayah yang dikelola Hamas – sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 39.583 orang dan melukai 91.398 orang lainnya. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. [em/jm]
Forum