Pemerintah terpaksa meliburkan sekolah-sekolah di New Delhi minggu ini karena polusi yang melanda Ibu Kota India itu semakin membahayakan.
Kabut asap tebal menyelimuti New Delhi. Di beberapa tempat angka polusi mencapai 500, tingkat paling parang menurut indeks kualitas udara pemerintah yang mengukur partikel udara beracun.
“Delhi menjadi kamar gas. Setiap tahun ini terjadi pada masa tahun seperti ini," kata Ketua Menteri Arvind Kejriwal di Twitter.
Menurut pengukuran yang dilakukan kedutaan Amerika, tingkat partikel mikroskopis di udara mencapai hampir 1.000 mikrogram per meter kubik di Delhi pada Rabu (8/11), tingkat yang paling merusak kesehatan manusia, Rabu.
Organisasi Kesehatan Dunia menganggap lebih dari 25 mikrogram per meter kubik tidak aman dan 100 kali batas atasnya untuk paparan jangka panjang.
Kabut asap telah menyelimuti sebagian besar kota dalam beberapa hari ini, sangat membatasi jarak pandang, menghambat lalu lintas dan menunda penerbangan.
Kabut asap tebal biasa terjadi di New Delhi menjelang musim dingin. Ini biasanya disebabkan oleh pembakaran tunggul tanaman oleh petani di negara-negara tetangga, debu dari lokasi pembangunan, emisi kendaraan dan pembakaran batubara serta sampah yang semuanya diperparah oleh kecepatan angin dan suhu musiman yang rendah.
"Setiap langkah yang mungkin diperlukan untuk mengatasi situasi telah diidentifikasi, dan yang diperlukan saat ini adalah menerapkannya," kata Menteri Lingkungan India, Dr. Harsh Vardhan di Twitter.
"Jika Pemerintah New Delhi menganggap melakukan penyiraman air melalui helikopter adalah tindakan yang biayanya paling murah, pemerintah dipersilahkan melakukannya" kata Vardhan.
Laporan pada jurnal medis Lancet bulan lalu mengatakan bahwa polusi telah menewaskan 2,5 juta orang di India tahun 2015, angka tertinggi di dunia.
Tingkat kabut asap yang mengkhawatirkan kembali menonjolkan reputasi New Delhi sebagai salah satu pencemar terburuk. New Delhi adalah kota paling tercemar di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia pada Mei 2014. [my/al]