Nigeria melantik presidennya yang baru, Muhammadu Buhari, orang Nigeria pertama yang mengalahkan seorang presiden yang sedang menjabat dalam pemilihan yang demokratis.
Buhari diambil sumpah jabatannya dalam sebuah upacara di ibukota Abuja, yang dihadiri puluhan kepala negara dan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.
Buhari menggantikan Presiden Goodluck Jonathan, yang pada hari Kamis, menyerahkan satu set buku catatan kepada pemimpin baru itu. Jonathan kemudian memberi tur istana kepresidenan kepada Buhari, dalam tampilan yang menyoroti sifat damai pemindahan kekuasaan tersebut.
Buhari menghadapi berbagai masalah besar, seperti pengangguran yang tinggi, korupsi, dan kekerasan Boko Haram di wilayah utara Nigeria, masalah yang tidak bisa ditanggulangi oleh Presiden Jonathan.
Buhari berjanji untuk bersikap tegas terhadap korupsi. Selama memerintah singkat sebagai diktator militer Nigeria pada tahun-tahun 1980-an, ia melakukan penindakan terhadap korupsi, dan dipandang sebagai seseorang yang tidak mudah tergiur dengan uang sogok.
Akan tetapi, para pengamat memperingatkan, sebagai presiden ia akan berhadapan dengan banyak politisi yang tidak jelas etika kerja mereka. Nigeria juga sedang menempuh perekonomian yang sulit. Namun penyerahan kekuasaan yang berlangsung damai itu memberikan harapan terhadap pemerintahan Buhari yang menjanjikan.
