Pasukan Nigeria hari Minggu (30/10) menembak mati seorang laki-laki yang membawa bahan peledak yang diikatkan di bagian dadanya ketika ia berupaya memasuki sebuah kamp pengungsi di bagian timur laut Maiduguri, di mana seorang pembom bunuh diri lainnya menewaskan lima orang sehari sebelumnya.
Pemboman hari Minggu itu merupakan ledakan kelima dalam tiga pekan di Maiduguri, yang merupakan benteng kelompok ekstremis Boko Haram yang dicurigai melakukan pemboman-pemboman itu. Maiduguri juga merupakan markas kampanye militer untuk melawan pemberontakan tersebut.
Pemboman baru-baru ini telah menciptakan gelombang ketakutan baru di kamp Bakassi yang dihuni oleh lebih dari 16.000 orang yang diteror oleh Boko Haram sehingga terpaksa meninggalkan rumah mareka. “Mengapa mereka tidak membiarkan kami tenang?”, ujar Usman Ado – seorang pengungsi di kamp itu. Pengungsi lainnya – Abubakar Gajibo – mengatakan kepada Associated Press, bahwa ia melihat “pelaku bom bunuh diri itu memamerkan bahan peledak yang diikatkan ke tubuhnya”.
Warga kamp Bakassi segera mengingatkan tentara yang berupaya membujuk laki-laki itu supaya menyerahkan diri. Tetapi ketika ia berlari mendekati pintu gerbang kamp itu, tentara menembaknya. Sebuah bom meledak dan bom kedua berhasil dijinakkan, ujar Gajibo. Militer mengatakan tidak ada ledakan dan tentara berhasil menjinakkan semua bahan peledak.
Sebelumnya pada hari Sabtu (29/10) seorang pembom bunuh diri perempuan meledakkan diri di depan pintu masuk kamp itu, menewaskan lima laki-laki dan melukai 11 perempuan. Ledakan kedua terjadi 30 menit kemudian pada taksi roda tiga yang dikemudikan oleh seorang pembom bunuh diri yang membawa dua penumpang.
Sementara 12 Oktober lalu terjadi ledakan yang menewaskan delapan pengungsi dalam sebuah taksi van di luar Maiduguri. [em/jm]