Dalam bulan November 2010 Presiden Barack Obama melakukan lawatan 10 hari ke Asia yang termasuk ke India, negara demokrasi terbesar dunia, Indonesia, salah satu negara demokrasi baru Asia yang sedang tumbuh, dan singgah di Korea Selatan serta Jepang.
Sewaktu ia bertolak dari Washington, ada tanda-tanda yang menunjukkan pemerintahan militer Burma akan mengakhiri penahanan rumah atas Aung San Suu Kyi, yang partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, menang telak dalam pemilu sekitar dua dasawarsa lalu.
Para jenderal Birma membebaskan pemenang hadiah Nobel Perdamaian itu. Di Jepang pada saat itu, Presiden Obama mengeluarkan pernyataan yang menyebut Suu Kyi pahlawan, dan ia mendesak militer Burma agar membebaskan sekitar 2.000 tahanan politik, mengambil langkah lebih jauh menuju dialog tanpa syarat dengan kelompok oposisi.
Setahun kemudian, saat ini, Pesiden Obama melawat ke Asia-Pasifik, dengan tujuan untuk membantu mendorong ekspor Amerika dan perdagangan bebas. Pidatonya di Canberra mengemukakan pentingnya peran keamanan dan ekonomi Amerika yang terus menerus dan kuat.
Berpidato di muka Parlemen Australia, Presiden Obama juga mengaitkan isu kemakmuran dengan penghormatan atas hak azasi manusia di kawasan yang dipandangnya sebagai mesin ekonomi bagi dunia.
Obama beralih ke isu Burma, di mana ia mengatakan Amerika mendukung pendekatan terarah hak-hak mendasar dengan menggunakan keterlibatan dan sanksi-sanksi untuk menghasilkan perubahan.
Walaupun ada kemajuan, katanya, masih banyak yang perlu dilakukan dan Amerika akan terus berterus terang kepada Pemerintah Burma mengenai apa saja langkah-langkah itu.
“Sekarang, Aung San Suu Kyi telah dibebaskan dari tahanan rumah. Sebagian tahanan politik juga telah dibebaskan. Pemerintah Burma telah memulai dialog. Namun, pelanggaran HAM masih berlanjut. Jadi, kami akan tetap berterus terang mengenai langkah-langkah apa yang harus diambil Pemerintah Burma agar punya hubungan yang lebih baik dengan Amerika,” ujar Presiden Obama.
Para analis mengatakan keputusan ASEAN hari Kamis untuk mengizinkan Burma memegang jabatan sebagai ketua organisasi yang beranggotakan 10 negara itu, yang mensponsori KTT Asia Timur yang dihadiri Presiden Obama hari Jumat dan Sabtu, bisa menghasilkan tekanan lebih besar pada Pemerintah Burma agar mempercepat reformasi.
Presiden Burma Thein Sein, yang dipandang telah mendorong reformasi di negara itu, sedang berada di Bali. Pemerintah Burma menghimbau Amerika agar mencabut sanksi ekonomi yang telah diberlakukan sejak 1997, imbauan yang didukung oleh negara-negara ASEAN.