Presiden Amerika Barack Obama menampik kecaman terhadap perintah eksekutifnya yang mengubah penanganan terhadap imigran gelap, dan mendesak anggota-anggota faksi Republik untuk meloloskan RUU Imigrasi jika mereka tidak puas dengan tindakan unilateralnya.
Dalam wawancara dengan program “This Week” stasiun televisi ABC hari Minggu (23/11), Presiden Obama mengatakan lebih tepat memprioritaskan deportasi para penjahat, kriminal dan orang yang baru masuk secara gelap, daripada mereka yang sudah tinggal gelap di Amerika selama lebih dari lima tahun.
Ketika ditanya bagaimana pendapatnya terhadap kecaman Ketua DPR John Boehner, Presiden Obama mengatakan, “Loloskan RUU itu”.
Dalam pidato mingguannya hari Sabtu (22/11), Presiden Obama mengatakan tindakan eksekutif yang diambilnya terkait isu imigrasi akan “membuat lebih banyak imigran gelap untuk tampil dan mematuhi aturan yang ada, membayar pajak sebagaimana warga lain, lolos dari pemeriksaan latar belakang dan mematuhi hukum”.
Presiden Obama mengatakan ia terpaksa bertindak karena DPR tidak mau membahas RUU Imigrasi yang telah diloloskan Senat.
Dua perintah eksekutif yang ditandatangani hari Jumat (21/11) akan dimulai dengan proses menawarkan ijin kerja sementara dan menyudahi ancaman deportasi bagi hampir lima juta imigran yang tidak memiliki dokumen resmi.
Ketua DPR John Boehner sebelumnya mengatakan “Presiden Obama merusak lembaga kepresidenan” dengan melangkahi Kongres lewat tindakan eksekutifnya atas isu imigrasi.
Presiden Obama hari Sabtu (22/11) mengatakan tindakan eksekutifnya itu bukan amnesti “meskipun para pengecam sering menyebut demikian”. Obama menambahkan amnesti adalah “sistem imigrasi yang kita miliki sekarang dimana jutaan orang tinggal disini tanpa membayar pajak atau mengikuti aturan hukum yang ada”.
