Sebelum meninggalkan jabatannya, mantan Presiden AS Barack Obama menyarankan penggantinya untuk mendorong China guna mengendalikan program nuklir Korea Utara, menurut seorang bekas pejabat senior pemerintahan Obama yang tahu betul tentang masalah itu.
Dalam pertemuan pribadi menjelang akhir masa jabatannya, Obama menekankan kebutuhan untuk mengatasi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara sebagai prioritas, dan mendorong Presiden terpilih Donald Trump untuk menekan Korea Utara maupun sekutunya China, kata Jon Wolfsthal kepada VOA, Selasa (21/2). Wolfsthal tadinya adalah asisten khusus Obama dan direktur senior dalam Dewan Keamanan Nasional untuk pengawasan senjata dan non-proliferasi.
"Menjelaskan kepada China bahwa terus melindungi Korea Utara akan mengganggu kepentingan keamanan Amerika dan kami harus mengambil langkah-langkah untuk melindunginya dengan cara yang mungkin mengganggu keamanan China. Ini adalah strategi yang kami percaya akan berhasil," kata Wolfsthal yang kini berafiliasi dengan Carnegie Endowment for International Peace.
Menurut Wolfsthal, tim Obama mengajukan dua pilihan kepada Trump dalam menghadapi ancaman Korea Utara, yaitu mengusahakan pembekuan program nuklir dan rudal Korea Utara melalui keterlibatan langsung, dan meningkatkan tekanan atas Korea Utara melalui China.
Dengan sebuah langkah untuk membujuk, pemerintahan Obama memberi bantuan kemanusiaan bernilai US$1 juta kepada rezim Korea Utara melalui UNICEF, pada hari sebelum Trump mengambil alih Gedung Putih bulan lalu. Itu adalah bantuan langsung AS pertama bagi Korea Utara dalam enam tahun. [ps/isa]