Presiden Amerika Barack Obama mengatakan, ia mendukung rencana membangun masjid dan pusat komunitas Islam di New York, dekat lokasi serangan teroris 11 September 2001. Ini adalah pertamakalinya Obama menyatakan pendapat terkait isu yang kontroversial itu.
Berbicara dalam acara Iftar di Gedung Putih Jumat malam Obama menegaskan, meskipun ada tentangan luas terhadap rencana pembangunan masjid itu, menurutnya, mengizinkan pembangunan masjid itu mengukuhkan kebebasan beragama di Amerika: “Sebagai warganegara dan sebagai presiden, saya berkeyakinan Muslim memiliki hak yang sama dengan siapapun juga di negara ini untuk menjalankan ibadah. Itu mencakup hak membangun tempat ibadah dan pusat komunitas di atas tanah swasta di Manhattan, sesuai dengan undang-undang dan peraturan setempat.”
Jajak pendapat yang dilakukan jaringan televisi CNN menunjukkan bahwa sekitar 70 persen responden menentang rencana membangun masjid di dekat tempat di mana hampir 3.000 orang tewas ketika dua pesawat terbang yang dibajak militan anggota al-Qaida ditubrukkan ke gedung World Trade Center. Banyak orang Amerika berpendapat, mendirikan masjid di tempat yang begitu dekat dengan lokasi yang sekarang disebut Ground Zero itu merupakan penghinaan terhadap para korban.
Partai Republik Mengecam
Anggota Kongres dari Partai Republik Peter King dari New York segera mengecam pernyataan Obama itu, dan berkilah bahwa rencana pembangunan masjid itu tidak sensitif dan tidak peduli.
Orang-orang yang mendukung mengatakan, pembangunan pusat komunitas Islam itu akan membantu menyempitkan jurang pemisah antara Barat dan dunia Muslim.
Obama menegaskan, ia memahami intensnya emosi terkait itu tersebut: “Serangan 11 September adalah peristiwa traumatis bagi Amerika. Besarnya penderitaan yang dialami mereka yang kehilangan orang tercinta dalam serangan itu, tidak terbayangkan. Jadi saya memahami perasaan yang ditimbulkan.”
Namun Obama bersikeras bahwa kebebasan beragama harus dipertahankan.
“Ini Amerika. Komitmen kita pada kebebasan beragama tidak boleh goyah. Asas bahwa pemeluk agama apapun akan disambut baik di negara ini, dan bahwa mereka tidak akan diperlakukan berbeda oleh pemerintah, sangat esensial dalam menentukan siapa kita ini.”
Obama mengatakan, musuh-musuh Amerika tidak menghormati kebebasan beragama, dan cita-cita al-Qaida bukan Islam, tetapi Islam yang dibengkokkan. Obama juga menyampaikan penghargaan kepada ulama-ulama Amerika yang angkat bicara menentang terror dan ekstremisme, dan kaum Muslim yang berbakti menjadi tentara Amerika.