Korea Utara menilai percobaan misil balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM) hari Sabtu (23/4) merupakan “keberhasilan besar,” sementara Korea Selatan menilainya kegagalan. Namun, analis militer menggolongkan peluncuran misil itu “kegagalan yang berhasil.”
Klaim Korea Utara, melalui kantor berita resmi negara itu KCNA, bahwa Korea Utara kini mempunyai alat lain untuk melakukan “serangan nuklir yang dahsyat” tampaknya membesar-besarkan kemampuan militernya sekarang.
Penilaian negatif ketua gabungan kepala staf angkatan bersenjata Korea Selatan menunjukkan batasan program SLBM Korea Utara sekarang. Menurut Korea Selatan, misil yang diluncurkan hari Sabtu itu hanya menempuh jarak 30 kilometer sebelum jatuh ke laut.
Jarak itu sangat jauh di bawah jarak minimum 300 kilometer misil balistik jarak menengah yang diujicoba negara itu. Sumber lain pemerintah Korea Selatan menyebutkan mesin misil itu rusak tidak lama setelah diluncurkan.
Mengomentari ujicoba terbaru Korea Utara itu, Presiden Amerika Barack Obama mengatakan, "jelas bahwa Korea Utara secara aktif terlibat dalam perilaku provokatif."
Dalam lawatan ke Jerman, Obama juga menolak tawaran Korea Utara yang akan memberlakukan moratorium terhadap ujicoba nuklir jika Amerika menunda latihan militer tahunan dengan Korea Selatan.
"Kami tidak menanggapi janji dengan serius kalau hanya untuk menghentikan sampai mereka memutuskan melakukan ujicoba berikutnya," ujar Presiden Obama.
Korea Utara dianggap dalam tahap awal pembuatan misil yang diluncurkan dari kapal selam. Negara itu telah melakukan tiga ujicoba SLBM setahun ini. Semuanya diyakini gagal, walaupun KCNA mengklaimnya berhasil, dan - menurut analis - video peluncuran sebelumnya disunting supaya tampak berhasil. [ka/al]