Presiden Barack Obama mengatakan hari Selasa (15/3) ia kecewa dengan "retorika vulgar dan memecah" yang ditujukan untuk perempuan dan minoritas, serta kekerasan yang telah terjadi dalam kampanye presiden 2016, menyindir Donald Trump dari Partai Republik yang juga menjadi tantangan bagi para pemimpin politik lain untuk berbicara dan memberikan contoh lebih baik.
"Semakin lama kita memungkinkan retorika politik ini berlanjut dan semakin lama kita menerimanya, kita menciptakan struktur permisif yang mengizinkan permusuhan di satu sudut politik kita untuk menginfeksi masyarakat yang lebih luas," ujar Obama. "Dan permusuhan akan melahirkan permusuhan."
Tanpa menyebut kandidat Partai Republik dengan namanya, Obama menggunakan acara makan siang di Gedung Kongres untuk mengekspresikan keprihatinannya atas wacana politik bangsa dan protes yang telah meningkat menjadi serangan dalam kampanye Trump. Trump telah berbicara mengenai larangan untuk Muslim memasuki negara itu dan mendeportasi imigran ilegal.
Obama meminta sikap beradab dan mengatakan para pemimpin politik dapat mendukung "persaingan menuju dasar" atau menolaknya.
"Kita telah mendengar retorika yang vulgar dan memecah yang ditujukan untuk perempuan dan minoritas dan warga Amerika yang tidak terlihat seperti kita atau berdoa seperti kita atau memberikan suara seperti kita," ujarnya dalam acara tahunan Friends of Ireland.
Obama juga menekankan bahwa upaya-upaaya untuk melarang kebebasan berbicara adalah "salah arah."
Ia menambahkan bahwa meski beberapa pihak mungkin bisa disalahkan atas iklim politik yang buruk ini, semua orang bertanggung jawab untuk membalikkannya.
"Ini siklus yang bukan merupakan cerminan yang akurat mengenai Amerika. Ini harus berhenti," ujarnya. [hd]