GEDUNG PUTIH —
Ribuan orang Amerika hari Sabtu mengadakan rapat akbar di Washington untuk menuntut pengendalian senjata api yang lebih ketat.
Aksi itu ditutup dengan rapat akbar di Monumen Washington, di mana Menteri Pendidikan Amerika Arne Duncan meminta Kongres agar menyetujui inisiatif Presiden Barack Obama untuk mengatasi kekerasan senjata. Ia mengatakan,
"Kami akan melakukan apa saja yang bisa guna memastikan kami menyetujui undang-undang yang membuat anak-anak kita, keluarga kita, dan masyarakat kita, lebih aman."
Menurut Duncan, agenda pemerintah difokuskan pada keamanan senjata api, bukan menghilangkan hak konstitusional rakyat Amerika untuk mempersenjatai diri.
Tampilnya menteri pendidikan pada rapat umum itu adalah bagian dari strategi Gedung Putih untuk membawa masalah ini ke publik.
Demi upaya tersebut, Wakil Presiden Joe Biden, yang rekomendasinya menjadi dasar inisiatif senjata api Presiden Obama, dalam beberapa hari ini tampil beberapa kali di depan publik.
Hari Jumat, Biden mengadakan diskusi tentang masalah itu dengan penduduk dan pejabat-pejabat setempat di Richmond, Virginia.
Wakil presiden juga muncul di Internet untuk segmen yang disebut "nongkrong" guna membahas kekerasan senjata. Biden mengatakan, "Jika kita bisa berbuat sesuatu yang, walaupun hanya berdampak menyelamatkan satu nyawa seorang anak atau individu, itu layak dilakukan. Tetapi menurut saya kita bisa melakukan lebih banyak dari sekadar itu."
Salah satu bagian dari agenda pemerintah itu adalah usul melarang senjata serbu gaya militer, seperti digunakan dalam pembunuhan 20 anak dan enam dewasa di sekolah dasar di Connecticut Desember lalu.
Senator fraksi Demokrat Dianne Feinstein hari Kamis memperkenalkan rancangan undang-undang untuk melarang senjata serbu. "Senjata yang semula ditujukan bagi militer untuk membunuh sejumlah besar orang dalam pertempuran jarak dekat, ditiru untuk digunakan rakyat sipil. Senjata-senjata itu jatuh ke tangan, apapun alasannya, orang yang tidak puas pada keadaan sehingga kemudian menjadi pembunuh, kawanan geng, orang-orang yang secara mental tidak stabil atau sakit," ujarnya.
Sebagian besar anggota Kongres dari fraksi Republik, dan beberapa dari fraksi Demokrat, menentang. Banyak anggota Kongres mendukung organisasi kuat pendukung hak bersenjata, National Rifle Association (NRA). Ketua NRA, Wayne LaPierre, baru-baru ini mengatakan rakyat yang taat hukum harus diizinkan memiliki senjata api yang sama kuat dengan senjata yang dimiliki penjahat.
Aksi itu ditutup dengan rapat akbar di Monumen Washington, di mana Menteri Pendidikan Amerika Arne Duncan meminta Kongres agar menyetujui inisiatif Presiden Barack Obama untuk mengatasi kekerasan senjata. Ia mengatakan,
"Kami akan melakukan apa saja yang bisa guna memastikan kami menyetujui undang-undang yang membuat anak-anak kita, keluarga kita, dan masyarakat kita, lebih aman."
Menurut Duncan, agenda pemerintah difokuskan pada keamanan senjata api, bukan menghilangkan hak konstitusional rakyat Amerika untuk mempersenjatai diri.
Tampilnya menteri pendidikan pada rapat umum itu adalah bagian dari strategi Gedung Putih untuk membawa masalah ini ke publik.
Demi upaya tersebut, Wakil Presiden Joe Biden, yang rekomendasinya menjadi dasar inisiatif senjata api Presiden Obama, dalam beberapa hari ini tampil beberapa kali di depan publik.
Hari Jumat, Biden mengadakan diskusi tentang masalah itu dengan penduduk dan pejabat-pejabat setempat di Richmond, Virginia.
Wakil presiden juga muncul di Internet untuk segmen yang disebut "nongkrong" guna membahas kekerasan senjata. Biden mengatakan, "Jika kita bisa berbuat sesuatu yang, walaupun hanya berdampak menyelamatkan satu nyawa seorang anak atau individu, itu layak dilakukan. Tetapi menurut saya kita bisa melakukan lebih banyak dari sekadar itu."
Salah satu bagian dari agenda pemerintah itu adalah usul melarang senjata serbu gaya militer, seperti digunakan dalam pembunuhan 20 anak dan enam dewasa di sekolah dasar di Connecticut Desember lalu.
Senator fraksi Demokrat Dianne Feinstein hari Kamis memperkenalkan rancangan undang-undang untuk melarang senjata serbu. "Senjata yang semula ditujukan bagi militer untuk membunuh sejumlah besar orang dalam pertempuran jarak dekat, ditiru untuk digunakan rakyat sipil. Senjata-senjata itu jatuh ke tangan, apapun alasannya, orang yang tidak puas pada keadaan sehingga kemudian menjadi pembunuh, kawanan geng, orang-orang yang secara mental tidak stabil atau sakit," ujarnya.
Sebagian besar anggota Kongres dari fraksi Republik, dan beberapa dari fraksi Demokrat, menentang. Banyak anggota Kongres mendukung organisasi kuat pendukung hak bersenjata, National Rifle Association (NRA). Ketua NRA, Wayne LaPierre, baru-baru ini mengatakan rakyat yang taat hukum harus diizinkan memiliki senjata api yang sama kuat dengan senjata yang dimiliki penjahat.