Presiden AS Barack Obama hari Selasa (30/4) mengatakan bahwa penjara Guantanamo harus ditutup.
Berbicara kepada wartawan pada konferensi pers di Gedung Putih, ia mengatakan Guantanamo tidak diperlukan untuk menjaga keamanan Amerika. Katanya penjara itu merugikan posisi internasional Amerika dan dijadikan alat untuk merekrut ekstrimis.
Dia menambahkan, gagasan Amerika akan menahan 100 orang selama-lamanya di tanah tak bertuan bertentangan dengan jati diri orang Amerika dan bertentangan dengan kepentingan Amerika.
Ketika ditanya tentang para tahanan yang melakukan mogok makan dan dipaksa makan melalui "tabung" di Guantanamo, Obama berkata, "Saya tidak ingin orang-orang itu tewas."
Pertengahan bulan ini dilaporkan, dalam upaya mengakhiri mogok makan yang dimulai Februari lalu di penjara militer Guantanamo, Kuba, pengawal militer setempat terlibat bentrokan dengan para tahanan.
Pengawal melepaskan empat kali “tembakan yang tidak mematikan”, setelah beberapa tahanan dengan senjata seadanya menentang usaha pemindahan ke sel-sel kecil untuk mengakhiri mogok makan.
Dalam sebuah pernyataan, Kapten Angkatan Laut Robert Durand mengatakan tidak ada yang terluka serius dari pihak penjaga maupun narapidana dalam insiden tersebut. Konfrontasi itu terjadi sehari setelah sebuah tim dari Komisi Internasional Palang Merah menyelesaikan peninjauan selama tiga minggu untuk melihat kondisi para tahanan yang melakukan mogok makan di fasilitas itu.
Berbicara kepada wartawan pada konferensi pers di Gedung Putih, ia mengatakan Guantanamo tidak diperlukan untuk menjaga keamanan Amerika. Katanya penjara itu merugikan posisi internasional Amerika dan dijadikan alat untuk merekrut ekstrimis.
Dia menambahkan, gagasan Amerika akan menahan 100 orang selama-lamanya di tanah tak bertuan bertentangan dengan jati diri orang Amerika dan bertentangan dengan kepentingan Amerika.
Ketika ditanya tentang para tahanan yang melakukan mogok makan dan dipaksa makan melalui "tabung" di Guantanamo, Obama berkata, "Saya tidak ingin orang-orang itu tewas."
Pertengahan bulan ini dilaporkan, dalam upaya mengakhiri mogok makan yang dimulai Februari lalu di penjara militer Guantanamo, Kuba, pengawal militer setempat terlibat bentrokan dengan para tahanan.
Pengawal melepaskan empat kali “tembakan yang tidak mematikan”, setelah beberapa tahanan dengan senjata seadanya menentang usaha pemindahan ke sel-sel kecil untuk mengakhiri mogok makan.
Dalam sebuah pernyataan, Kapten Angkatan Laut Robert Durand mengatakan tidak ada yang terluka serius dari pihak penjaga maupun narapidana dalam insiden tersebut. Konfrontasi itu terjadi sehari setelah sebuah tim dari Komisi Internasional Palang Merah menyelesaikan peninjauan selama tiga minggu untuk melihat kondisi para tahanan yang melakukan mogok makan di fasilitas itu.