Presiden Amerika Barack Obama mengatakan ia belum membuat keputusan akhir mengenai tanggapan terhadap dugaan serangan senjata kimia di Suriah, tapi dia mengatakan sedang mempertimbangkan "tindakan terbatas dan terarah."
Presiden Obama berkomentar hari Jumat (30/8), tak lama setelah Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan komunitas intelijen Amerika "sangat mempercayai" sebuah laporan yang menunjukkan pemerintah Suriah melancarkan serangan gas beracun minggu lalu.
Beberapa jam setelah Obama berkomentar, sebuah tim pemeriksa senjata kimia PBB yang dikirim untuk menyelidiki serangan pekan lalu di Suriah meninggalkan negara itu hari Sabtu. Juru bicara PBB mengatakan tim itu akan berupaya mempercepat analisa contoh-contoh yang dikumpulkan dari lokasi serangan.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry hari Jumat mengatakan bahwa badan intelijen Amerika "sangat yakin" dengan laporan yang menunjukkan pemerintah Suriah melakukan serangan gas beracun pekan lalu.
Kerry mengatakan bukti, yang disajikan dalam laporan versi tidak rahasia, menunjukkan lebih dari 1.400 warga Suriah tewas dalam serangan di dekat Damaskus, termasuk sedikitnya 426 anak-anak.
Ia mengatakan temuan menunjukkan tim senjata kimia Suriah berada di daerah yang diserang itu tiga hari sebelum terjadi. Menurut Kerry, roket-roket hanya ditembakkan dari daerah yang dikuasai rezim Suriah dan hanya ditujukan ke daerah-daerah yang dikuasai pihak oposisi atau yang sedang diperebutkan.
Kerry mengatakan laporan intelijen itu mencakup penyadapan komunikasi di mana seorang pejabat senior Suriah mengkonfirmasi serangan gas beracun.
Seorang pejabat senior pemerintahan Obama hari Jumat (30/8), mengatakan presiden terus menerima informasi tentang kemungkinan pilihan dari militer dan tim keamanan nasionalnya.
Pejabat itu juga mengatakan presiden sedang berkonsultasi dengan Kongres dan berbagai mitra internasional. Kerry tidak mengisyaratkan kapan Presiden Barack Obama akan membuat keputusan.
Kerry mengatakan sejarah akan memandang Amerika "sangat tidak ambil peduli " jika "memicingkan mata terhadap tindakan semena-mena seorang diktator menggunakan senjata pemusnah massal."
Presiden Obama berkomentar hari Jumat (30/8), tak lama setelah Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan komunitas intelijen Amerika "sangat mempercayai" sebuah laporan yang menunjukkan pemerintah Suriah melancarkan serangan gas beracun minggu lalu.
Beberapa jam setelah Obama berkomentar, sebuah tim pemeriksa senjata kimia PBB yang dikirim untuk menyelidiki serangan pekan lalu di Suriah meninggalkan negara itu hari Sabtu. Juru bicara PBB mengatakan tim itu akan berupaya mempercepat analisa contoh-contoh yang dikumpulkan dari lokasi serangan.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry hari Jumat mengatakan bahwa badan intelijen Amerika "sangat yakin" dengan laporan yang menunjukkan pemerintah Suriah melakukan serangan gas beracun pekan lalu.
Kerry mengatakan bukti, yang disajikan dalam laporan versi tidak rahasia, menunjukkan lebih dari 1.400 warga Suriah tewas dalam serangan di dekat Damaskus, termasuk sedikitnya 426 anak-anak.
Ia mengatakan temuan menunjukkan tim senjata kimia Suriah berada di daerah yang diserang itu tiga hari sebelum terjadi. Menurut Kerry, roket-roket hanya ditembakkan dari daerah yang dikuasai rezim Suriah dan hanya ditujukan ke daerah-daerah yang dikuasai pihak oposisi atau yang sedang diperebutkan.
Kerry mengatakan laporan intelijen itu mencakup penyadapan komunikasi di mana seorang pejabat senior Suriah mengkonfirmasi serangan gas beracun.
Seorang pejabat senior pemerintahan Obama hari Jumat (30/8), mengatakan presiden terus menerima informasi tentang kemungkinan pilihan dari militer dan tim keamanan nasionalnya.
Pejabat itu juga mengatakan presiden sedang berkonsultasi dengan Kongres dan berbagai mitra internasional. Kerry tidak mengisyaratkan kapan Presiden Barack Obama akan membuat keputusan.
Kerry mengatakan sejarah akan memandang Amerika "sangat tidak ambil peduli " jika "memicingkan mata terhadap tindakan semena-mena seorang diktator menggunakan senjata pemusnah massal."