Presiden Amerika Barack Obama tiba kembali di Washington DC setelah libur akhir tahun, dan segera mengkaji pemberlakuan aturan-aturan baru tentang penjualan senjata.
Presiden Obama, istrinya Michelle dan kedua putri mereka terbang dari negara bagian Hawaii Sabtu tengah malam setelah merampungkan libur akhir tahun mereka di tempat kelahiran Obama itu.
Obama memasuki tahun terakhir masa kepresidenannya dan siap meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2017 setelah menjabat selama delapan tahun.
Obama berencana bertemu dengan Jaksa Agung Loretta Lynch hari Senin (4/1) guna membahas perintah eksekutif yang masih tertunda tentang perluasan pemeriksaan latar belakang atas penjualan senjata api, yang dikeluarkan Presiden Obama menanggapi serangkaian penembakkan massal di seluruh Amerika dalam beberapa tahun ini, termasuk pembantaian di San Berdardino, California pada 2 Desember lalu yang menewaskan 14 orang.
Presiden Obama diperkirakan akan mengumumkan perintah baru tersebut beberapa hari setelah menyampaikan pidato kenegaraan “State of Union Address” terakhir di hadapan sidang gabungan Kongres tanggal 12 Januari.
Dalam pidato mingguan melalui radio, Presiden Obama mengatakan, “Saya sangat bersemangat menyelesaikan tugas-tugas tahun ini”.
Seperti pendahulunya, Presiden Obama diperkirakan akan menghabiskan tahun terakhirnya pada isu-isu luar negeri. Salah satu isu penting dalam agendanya mencakup diloloskannya perjanjian perdagangan bebas “Kemitraan Trans-Pasifik” yang melibatkan 12 negara oleh Kongres, dan kemungkinan melakukan perjalanan ke Kuba.
Obama berhasil melakukan terobosan diplomatik tahun lalu dengan memulihkan hubungan resmi dengan negara komunis yang terletak di pulau Karibia itu, mengahiri permusuhan era Perang Dingin selama lebih dari 50 tahun. [em]