JAKARTA —
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa memastikan bahwa sejumlah pemimpin dunia seperti Presiden AS Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) tingkat menteri yang akan berlangsung pada Oktober 2013 di Bali.
Usai rapat perencanaan KTT tersebut bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Armida S. Alisjahbana, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Rabu (19/6), Marty mengatakan sebagian besar dari peserta APEC yang berjumlah 21 negara itu telah menyatakan rencana kehadirannya.
“Hingga saat ini tidak ada seorang kepala negara atau kepala pemerintahan yang menyatakan mereka berhalangan hadir. Justru sebaliknya, sebagian besar sudah mengkonfirmasikan hadir antara lain Presiden Amerika Serikat, Presiden Rusia dan Presiden RRC,” ujar Marty.
Marty menambahkan dalam rapat persiapan pelaksanaan KTT APEC tingkat menteri ini secara keseluruhan persiapan dari segi substansi dan penyelenggaraan sudah berjalan dengan baik.
“Khusus mengenai masalah substansi ada tiga prioritas utama dari Indonesia yaitu mencapai Bogor Goals (terciptanya liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik sebelum 2020). Lalu mencapai Sustainable Growth with Equity (pertumbuhan berkelanjutan dengan kesetaraan), dan yang terakhir adalah menciptakan Promoting Conectivity (Promosi konektifitas),” ujarnya.
“Semua persiapan sudah sesuai dengan rencana baik dari substansi maupun dari penyelenggaraan. Dalam beberapa hari ke depan akan ada pertemuan tingkat pejabat tinggi APEC di MedanSumatra Utara untuk mempertajam persiapan KTT APEC,” ujar Marty.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Armida S. Alisjahbana, mengatakan ketahanan pangan dan energi serta peran usaha mikro, kecil dan menengah akan tetap menjadi perhatian Indonesia.
“Khusus terkait substansi 2 yaitu Suistainable Growth with Equity, ada beberapa substansi yang sedang disiapkan antara lain yang terkait dengan isu Food Security atau Ketahanan Pangan. Kemudian yang terkait dengan Ketahanan Energi atau Energy Security, khususnya yang berkenaan dengan energi baru terbarukan. Kemudian yang terkait dengan UMKM terutama peran perempuan,” ujar Armida.
Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik atau Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama ekonomi lingkar Pasifik yang didirikan di Canberra, Australia pada 1989.
Saat ini APEC beranggotakan 21 negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Filipina, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Thailand, China Taipei, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Sebagai salah satu forum kerja sama ekonomi utama di kawasan, APEC bertujuan untuk mencapai Bogor Goals, yaitu terciptanya liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik sebelum 2010 untuk anggota ekonomi maju dan sebelum 2020 untuk anggota ekonomi berkembang.
Dalam mencapai Bogor Goals, APEC melandaskan kerjasama yang dibangun pada tiga pilar, yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis, dan kerjasama ekonomi dan teknik.
Usai rapat perencanaan KTT tersebut bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Armida S. Alisjahbana, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Rabu (19/6), Marty mengatakan sebagian besar dari peserta APEC yang berjumlah 21 negara itu telah menyatakan rencana kehadirannya.
“Hingga saat ini tidak ada seorang kepala negara atau kepala pemerintahan yang menyatakan mereka berhalangan hadir. Justru sebaliknya, sebagian besar sudah mengkonfirmasikan hadir antara lain Presiden Amerika Serikat, Presiden Rusia dan Presiden RRC,” ujar Marty.
Marty menambahkan dalam rapat persiapan pelaksanaan KTT APEC tingkat menteri ini secara keseluruhan persiapan dari segi substansi dan penyelenggaraan sudah berjalan dengan baik.
“Khusus mengenai masalah substansi ada tiga prioritas utama dari Indonesia yaitu mencapai Bogor Goals (terciptanya liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik sebelum 2020). Lalu mencapai Sustainable Growth with Equity (pertumbuhan berkelanjutan dengan kesetaraan), dan yang terakhir adalah menciptakan Promoting Conectivity (Promosi konektifitas),” ujarnya.
“Semua persiapan sudah sesuai dengan rencana baik dari substansi maupun dari penyelenggaraan. Dalam beberapa hari ke depan akan ada pertemuan tingkat pejabat tinggi APEC di MedanSumatra Utara untuk mempertajam persiapan KTT APEC,” ujar Marty.
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Armida S. Alisjahbana, mengatakan ketahanan pangan dan energi serta peran usaha mikro, kecil dan menengah akan tetap menjadi perhatian Indonesia.
“Khusus terkait substansi 2 yaitu Suistainable Growth with Equity, ada beberapa substansi yang sedang disiapkan antara lain yang terkait dengan isu Food Security atau Ketahanan Pangan. Kemudian yang terkait dengan Ketahanan Energi atau Energy Security, khususnya yang berkenaan dengan energi baru terbarukan. Kemudian yang terkait dengan UMKM terutama peran perempuan,” ujar Armida.
Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik atau Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama ekonomi lingkar Pasifik yang didirikan di Canberra, Australia pada 1989.
Saat ini APEC beranggotakan 21 negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, China, Hong Kong-China, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Filipina, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Thailand, China Taipei, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Sebagai salah satu forum kerja sama ekonomi utama di kawasan, APEC bertujuan untuk mencapai Bogor Goals, yaitu terciptanya liberalisasi perdagangan dan investasi di kawasan Asia Pasifik sebelum 2010 untuk anggota ekonomi maju dan sebelum 2020 untuk anggota ekonomi berkembang.
Dalam mencapai Bogor Goals, APEC melandaskan kerjasama yang dibangun pada tiga pilar, yaitu liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis, dan kerjasama ekonomi dan teknik.