Setiap tahun semakin banyak warga Amerika meninggal akibat kelebihan dosis atau overdosis obat-obatan dibanding akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
Angka statistik mengejutkan yang disampaikan Gedung Putih itu merupakan fondasi kemenangan kampanye Presiden Barack Obama yang menyorot korban akibat penyalahgunaan obat-obatan resep dan penggunaan heroin di Amerika.
Obama hari Rabu (21/10) melakukan perjalanan ke Charleston, West Virginia untuk bergabung dengan keluarga dan petugas layanan kesehatan dalam sebuah diskusi masyarakat tentang wabah penggunaan obat-obatan secara berlebihan.
“West Virginia memiliki tingkat overdosis obat-obatan tertinggi di Amerika. Tetapi overdosis obat-obatan resep dan heroin itu tidak saja merupakan masalah West Virginia. Ini adalah masalah di banyak kota – baik kota besar maupun kecil – di seluruh Amerika,” ujar Direktur Dewan Kebijakan Dalam Negeri Gedung Putih Cecilia Munoz kepada wartawan.
Gedung Putih mengumumkan upaya-upaya baru yang dilakukan pemerintah dan sektor swasta untuk mengurangi penggunaan berlebihan obat-obatan resep untuk mengatasi rasa sakit dan obat-obatan legal lain, yang bisa memicu terjadinya penyalahgunaan obat. Pemerintah juga berupaya mengendalikan jumlah korban akibat overdosis heroin.
Presiden Obama mengeluarkan memorandum kepada badan dan departemen federal untuk memastikan bahwa pakar-pakar kesehatan memperoleh latihan yang memadai sebelum meresepkan obat-obatan penghilang rasa sakit. Obama menyerukan kepada lebih dari 540 ribu petugas layanan kesehatan untuk melengkapi latihan meresepkan obat yang mengandung opium atau ‘opioid-presciber-training’ dalam dua tahun ke depan.
Gedung Putih mengatakan pada tahun 2012 saja para petugas layanan kesehatan telah menulis 259 juta resep bagi obat-obatan penghilang rasa sakit yang mengandung opium, yang berarti “cukup bagi setiap warga Amerika dewasa untuk memiliki satu botol obat-obatan itu di rumah”. Obat-obatan yang mengandung opium itu mencakup hydrocodone, oxycodone, morphine dan methadone.
Heroin berada dalam kelas yang sama dengan obat-obatan itu, dan Gedung Putih mengatakan empat dari lima pengguna heroin mulai mengalami ketergantungan setelah menyalahgunakan obat-obatan penghilang rasa sakit yang mengandung opium.
Presiden Obama juga menekankan pentingnya memperbaiki akses warga Amerika pada Medication-Assisted Treatment MAT. Pemerintah Obama ingin “melipatgandakan jumlah petugas layanan kesehatan yang memiliki ijin resmi untuk meresepkan ‘buprenorphine’ bagi layanan penyalahguna opium, dari 30 ribu menjadi 60 ribu dalam tiga tahun mendatang, dan melipatgandakan jumlah petugas kesehatan yang bisa meresepkan ‘naloxone’ – sejenis obat yang bisa mengesan overdosis opium.
Strategi Gedung Putih itu akan melanjutkan target untuk memasok obat-obatan yang mengandung opium, di mana US Drug Enforcement Agency bekerja dengan negara-negara seperti Meksiko untuk menghentikan pedagang narkoba dan arus heroin ke Amerika. [em/ii]