Ketegangan tetap tinggi di ibukota Sudan Selatan setelah bentrokan antara pemberontak dan pasukan pemerintah bulan lalu menewaskan sekitar 300 orang dan menelantarkan puluhan ribu lainnya.
Presiden Salva Kiir mengatakan tambahan tentara asing untuk membantu pasukan penjaga perdamaian PBB tidak diperlukan; tapi, Goi Yooyul Yol, perwakilan oposisi untuk Ethiopia dan Uni Afrika, mengatakan pasukan penyangga perlu untuk memisahkan pasukan pemerintah dan orang-orang dari oposisi, yang disebut SPLM-IO.
Menurut Yooyul Yol, ketika mereka menandatangani perjanjian tahun lalu, mereka merasa kekuatan ketiga itu tidak perlu, dan merasa kedua pasukan itu dapat menjaga keamanan di Juba. Tetapi, apa yang terjadi di Juba pada 8, 9 dan 11 Juli, kata Yooyul Yol, menunjukkan bahwa pemerintah Sudan Selatan, bahkan presiden sendiri tidak bisa mengendalikan pasukannya.
Sekitar 12.000 tentara penjaga perdamaian PBB saat ini ditempatkan di Sudan Selatan.
Para pemimpin blok regional Afrika Timur, IGAD, sedang bertemu di ibukota Ethiopia, Addis Ababa. President Kiir tidak menghadiri pertemuan itu. [as]