Organisasi-organisasi HAM terkemuka mendesak Amerika untuk menawarkan perlindungan darurat pada para penulis Bangladesh yang menjadi sasaran ekstremis Islamis karena keyakinan sekuler mereka.
Organisasi-organisasi termasuk PEN American Center, Human Rights Watch, Freedom House dan Reporters Without Borders menyampaikan permohonan itu dalam sebuah surat kepada Menlu Amerika John Kerry.
“Para penulis ini tidak bisa meminta perlindungan dari pemerintah mereka sendiri dan terancam serangan mematikan dari kelompok non pemerintah yang tidak dikenal yang berkali-kali melaksanakan ancaman dan retorika mereka di masa lalu,” kata surat tersebut.
Tahun ini saja, empat penulis blog dan seorang penerbit telah dibunuh di Bangladesh dan puluhan lebih terang-terangan diancam oleh kelompok-kelompok Islamis.
Surat itu yang ditandatangani oleh tujuh organisasi HAM, mengatakan kelompok-kelompok ekstremis seperti Ansar al-Islam, Tim Ansarullah Bangla Team (ABT) dan Al-Qaida di sub kontinen India (AQIS) mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan-pembunuhan ini.
ABT dan kelompok-kelompok Islamis lainnya telah menerbitkan berbagai “daftar target” berisi nama-nama penulis blog sekuler, penulis dan penerbit yang dijanjikan akan dibunuh.
Surat itu mengatakan, “pemerintah Bangladesh terbukti tidak mampu menghentikan serangan-serangan ini dan menyediakan keamanan yang memadai untuk mencegah serangan-serangan di masa yang akan datang sehingga para penulis blog dan penerbit itu tidak punya cara untuk menjamin keamanan mereka di dalam negeri.”
Surat itu menyebut situasi itu “sangat berbahaya” dan mendesak “pembebasan demi kemanusiaan” bagi para penulis blog itu untuk mencegah kematian mereka.
Menurut Kantor Kewarganegaraan dan Imigrasi Amerika pembebasan demi kemanusiaan terkadang digunakan untuk membawa seseorang ke Amerika untuk sementara waktu karena situasi yang sangat mendesak. [my/jm]