Dua organisasi internasional mengecam Presiden Ukraina Petro Poroshenko yang melarang 41 wartawan dan blogger asing masuk ke negara itu selama setahun.
Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) hari Kamis (17/9) menyebut larangan itu “ancaman serius terhadap hak wartawan untuk memperoleh informasi secara bebas.”
Utusan OSCE Dunja Mijatovic mengatakan setiap negara berhak melawan teroris dan melindungi keamanan nasional dan warga negaranya tetapi “menerapkan pembatasan yang berlebihan dan mengekang keleluasaan wartawan bukanlah cara untuk menjamin keamanan.”
Komite Perlindungan Wartawan (CPJ) juga mengkritik larangan itu dalam pernyataan hari Rabu. Nina Ognianova, koordinator CPJ untuk Eropa dan Asia Tengah, mengatakan pemerintah mungkin saja tidak menyukai atau sependapat dengan liputan berita, tetapi seharusnya tidak menganggap wartawan berpotensi mengancam keamanan nasional.
Presiden Poroshenko hari Rabu menandatangani keputusan yang menjatuhkan sanksi atas 338 perusahaan dan perorangan yang dianggap merupakan “ancaman nyata atau berpotensi mengancam kepentingan nasional, keamanan nasional, kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.”
Ke-34 wartawan dan tujuh blogger yang masuk dalam daftar sanksi berasal dari Bulgaria, Estonia, Jerman, Hongaria, Israel, Kazakhstan, Latvia, Makedonia, Moldova, Polandia, Rusia, Serbia, Slovakia, Spanyol, Swiss, dan Inggris. Hanya Israel yang bukan anggota OSCE.[th/ii]