Berbicara di Wina, Utusan OSCE untuk Kebebasan Media Dunja Mijatović mengatakan tindakan-tindakan seperti itu “cenderung menurunkan derajat wartawan sebagai seorang perempuan, daripada membahas isi dari artikel yang mereka tulis.”
Para wartawan perempuan yang menjadi sasaran sebagian besar melaporkan kejahatan, politik dan isu-isu sosial yang peka, termasuk “hal-hal tabu dan dogma” dalam masyarakat sekarang.
Mijatović menyajikan seperangkat rekomendasi bagi negara-negara anggota OSCE untuk mengatasi masalah itu – termasuk prioritas perbaikan badan-badan penegak hukum dan menyumbang pada lingkungan media yang sehat dan konstruktif.”
“Keselamatan Wartawan merupakan prasyarat bagi kebebasan berekspresi dan media yang bebas,” kata Mijatović, seraya menambahkan bahwa ke depan OSCE akan menempatkan isu ancaman online terhadap wartawan perempuan pada deretan teratas agendanya.
Penelitian tentang pelecehan wartawan dan blogger perempuan menunjukkan bahwa lebih dari 25 persen terjadi secara online. Berbagai studi juga menunjukkan bahwa wartawan perempuan menerima sekitar tiga kali lebih banyak komentar kasar lewat Twitter dibanding rekan-rekan pria mereka.