Pihak berwenang Perancis telah mengidentifikasi tersangka dalam serangan pisau yang menewaskan tiga orang di kota Nice, Perancis selatan.
Tersangka telah diidentifikasi sebagai Brahim Aouissaoui, seorang pria Tunisia berusia 21 tahun.
Menurut BBC dan Reuters, Aouissaoui tiba dengan perahu di pulau Lampedusa, Italia pada September. Setelah bebas dari karantina virus corona, dia disuruh meninggalkan Italia. Dia dilaporkan tiba di Perancis awal bulan ini.
Reuters melaporkan bahwa Aouissaoui tidak ada dalam daftar tersangka militan Tunisia dan tidak diketahui oleh dinas intelijen Perancis.
Serangan itu dikategorikan sebagai aksi terorisme, dan Perancis telah meningkatkan kewaspadaan keamanan nasionalnya ke tingkat tertinggi.
Para pejabat mengatakan serangan itu terjadi pada Kamis (29/10) pagi di Basilika Notre Dame di Nice. Dua orang tewas di dalam gereja, kata para pejabat, dan sedikitnya satu orang dilaporkan dipenggal. Orang ketiga, yang terluka parah, berhasil melarikan diri dari gereja, tetapi meninggal tidak lama kemudian.
Secara terpisah, polisi menembak mati seorang pria bersenjata pisau di kota Avignon, Perancis selatan, dan di Arab Saudi, seorang pria ditangkap setelah melukai seorang penjaga di depan konsulat Perancis di Jeddah.
Wali Kota Nice Christian Estrosi menggolongkan serangan di kotanya itu sebagai aksi teroris. Dia mengatakan, lagi-lagi para korban adalah korban dari apa yang disebutnya Islamo-fasisme. Dia mengatakan tersangka, dibawa ke rumah sakit setelah terluka dalam penangkapan polisi, dan tidak berhenti mengucapkan “Allah Akbar” selama penahanannya. [lt/pp]