Pihak berwenang provinsi metropolitan Istanbul, Turki, pada Kamis (7/11) melarang pemutaran film bertema LGBTQI "Queer" karena khawatir film tersebut akan membahayakan ketentraman dan keamanan publik.
Pemutaran film "Queer", yang disutradarai oleh sutradara Italia Luca Guadagnino dan dibintangi oleh Daniel Craig dan Drew Starkey, dijadwalkan untuk membuka festival film di distrik Kadikoy Istanbul pada Kamis. Festival ini diselenggarakan oleh Mubi, sebuah platform streaming internasional dan perusahaan produksi serta distribusi film.
Mubi membatalkan seluruh festival, dengan menyatakan "Larangan ini tidak hanya menargetkan satu film, tetapi juga melemahkan esensi dan tujuan festival."
Dalam pernyataan yang dibagikan di X, Mubi mengumumkan bahwa Kantor Gubernur Distrik Kadikoy telah memberi tahu mereka tentang larangan tersebut beberapa jam sebelum festival dimulai.
Keputusan tersebut menyatakan bahwa film tersebut dilarang dengan alasan mengandung konten-konten provokatif yang dapat membahayakan ketentraman masyarakat, pelarangan tersebut dilakukan karena alasan keamanan, tulis Mubi.
“Kami yakin larangan ini merupakan pembatasan terang-terangan terhadap seni dan kebebasan berekspresi,” tambah Mubi.
Kantor Gubernur Distrik Kadikoy belum membuat pernyataan publik mengenai larangan tersebut dan belum menanggapi pertanyaan VOA pada saat berita ini diterbitkan.
Anti-LGBTQI Retorik Meningkat
Pemerintah Turki telah memperkeras retorika terhadap komunitas LGBTQI+ dalam beberapa tahun terakhir. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berulang kali menyebut kaum LGBTQI sebagai “mesum” atau “menyimpang.”
Pihak berwenang telah melarang demonstrasi di seluruh negeri sejak tahun 2015, dengan alasan masalah keamanan. Setidaknya 15 orang ditahan di Istanbul pada bulan Juni karena ikut serta dalam demonstrasi kebanggaan.
Yıldız Tar, pemimpin redaksi portal berita LGBTQI KaosGL, menganggap larangan tersebut tidak mengejutkan mengingat sikap pemerintah yang anti-LGBTQI.
“Alasan pelarangan film "Queer" tentu saja karena film tersebut adalah film tentang kelompok LGBTI+. Ketika Anda mencoba menyelenggarakan acara bertema LGBTI+ di Turki sejak 2015, Anda sudah menemui pelarangan seperti itu,” kata Tar kepada VOA. [ft/ah]