SAVAR, BANGLADESH —
Sebuah bangunan delapan lantai yang berisikan beberapa pabrik garmen ambruk dekat ibukota Bangladesh Rabu pagi (24/4), menewaskan sedikitnya 70 orang dan membuat lebih banyak lagi terperangkap di dalam reruntuhan, menurut pihak berwenang.
Puluhan ribu orang berkumpul di lokasi, beberapa diantaranya penyintas yang penuh tangis, dan sebagian lainnya mencari anggota keluarga mereka. Insiden ini membawa ke peristiwa kebakaran di sebuah pabrik pakaian November lalu yang menewaskan 112 orang dan memunculkan desakan untuk peningkatan keselamatan dalam industri pakaian di negara tersebut.
Menteri Kesehatan A.F.M. Ruhal Haque mengatakan bahwa pada Rabu siang, 70 orang telah dikonfirmasi tewas dalam insiden tersebut yang terjadi di Savar, pinggiran kota Dhaka. Brigjen Mohammed Siddiqul Alam Shikder mengatakan 600 penyintas telah diselamatkan.
Laporan-laporan menunjukkan jumlah korban tewas dapat meningkat.
"Kami telah mengirim dua orang ke dalam bangunan dan kami dapat menyelamatkan sedikitnya 20 orang hidup-hidup. Mereka juga memberitahu kami bahwa paling tidak 100 sampai 150 orang terluka dan sekitar 50 korban tewas masih terperangkap di lantai ini,” ujar Mohammad Humayun, seorang pengawas di salah satu pabrik pakaian.
Bangunan ambruk sekitar pukul 8.30 pagi dan karena pabrik-pabrik pakaian di daerah ini bekerja 24 jam sehari, kemungkinan besar empat pabrik di dalam bangunan tersebut dipenuhi pekerja.
Para pemadam kebakaran dan tentara yang menggunakan mesin pengebor dan derek bekerja sama dengan tenaga sukarela lokal mencari penyintas lain dari dalam gedung, yang menyatu dengan tanah, menyisakan puing-puing setinggi dua lantai.
Pihak berwenang mengatakan para petugas terus menggali reruntuhan di pusat perbelanjaan Rana Plaza di Savar untuk menemukan orang-orang yang masih terkurung dalam reruntuhan. Dalam gedung tersebut terdapat sebuah bank, toko-toko dan sedikitnya sebuah pabrik pakaian.
Gedung-gedung di dan di sekitar Dhaka sering tidak mematuhi peraturan konstruksi. Puluhan orang tewas ketika sebuah pabrik pakaian runtuh di daerah yang sama delapan tahun lalu.
Kebakaran pada November di pabrik pakaian Tazreen menarik perhatian internasional pada kondisi para pekerja yang menggerakkan industri tekstil senilai US$20 miliar per tahun di Bangladesh. Negara itu memiliki sekitar 4.000 pabrik garmen dan mengekspor pakaian ke peritel-peritel ternama di negara-negara Barat. Industri ini memiliki kekuatan besar di negara Asia Selatan tersebut.
Tazreen kurang memiliki pintu keluar darurat dan pemiliknya mengatakan hanya tiga lantai dari bangunan bertingkat delapan tersebut yang dibangun secara legal. Para pekerja yang bertahan hidup mengatakan pintu-pintu gerbang dikunci dan para manajer menyuruh mereka kembali bekerja setelah alarm kebakaran berbunyi.
Pabrik tersebut memproduksi pakaian untuk Wal-Mart, Disney dan merek Barat lainnya. (AP/Julhas Alam)
Puluhan ribu orang berkumpul di lokasi, beberapa diantaranya penyintas yang penuh tangis, dan sebagian lainnya mencari anggota keluarga mereka. Insiden ini membawa ke peristiwa kebakaran di sebuah pabrik pakaian November lalu yang menewaskan 112 orang dan memunculkan desakan untuk peningkatan keselamatan dalam industri pakaian di negara tersebut.
Menteri Kesehatan A.F.M. Ruhal Haque mengatakan bahwa pada Rabu siang, 70 orang telah dikonfirmasi tewas dalam insiden tersebut yang terjadi di Savar, pinggiran kota Dhaka. Brigjen Mohammed Siddiqul Alam Shikder mengatakan 600 penyintas telah diselamatkan.
Laporan-laporan menunjukkan jumlah korban tewas dapat meningkat.
"Kami telah mengirim dua orang ke dalam bangunan dan kami dapat menyelamatkan sedikitnya 20 orang hidup-hidup. Mereka juga memberitahu kami bahwa paling tidak 100 sampai 150 orang terluka dan sekitar 50 korban tewas masih terperangkap di lantai ini,” ujar Mohammad Humayun, seorang pengawas di salah satu pabrik pakaian.
Bangunan ambruk sekitar pukul 8.30 pagi dan karena pabrik-pabrik pakaian di daerah ini bekerja 24 jam sehari, kemungkinan besar empat pabrik di dalam bangunan tersebut dipenuhi pekerja.
Para pemadam kebakaran dan tentara yang menggunakan mesin pengebor dan derek bekerja sama dengan tenaga sukarela lokal mencari penyintas lain dari dalam gedung, yang menyatu dengan tanah, menyisakan puing-puing setinggi dua lantai.
Pihak berwenang mengatakan para petugas terus menggali reruntuhan di pusat perbelanjaan Rana Plaza di Savar untuk menemukan orang-orang yang masih terkurung dalam reruntuhan. Dalam gedung tersebut terdapat sebuah bank, toko-toko dan sedikitnya sebuah pabrik pakaian.
Gedung-gedung di dan di sekitar Dhaka sering tidak mematuhi peraturan konstruksi. Puluhan orang tewas ketika sebuah pabrik pakaian runtuh di daerah yang sama delapan tahun lalu.
Kebakaran pada November di pabrik pakaian Tazreen menarik perhatian internasional pada kondisi para pekerja yang menggerakkan industri tekstil senilai US$20 miliar per tahun di Bangladesh. Negara itu memiliki sekitar 4.000 pabrik garmen dan mengekspor pakaian ke peritel-peritel ternama di negara-negara Barat. Industri ini memiliki kekuatan besar di negara Asia Selatan tersebut.
Tazreen kurang memiliki pintu keluar darurat dan pemiliknya mengatakan hanya tiga lantai dari bangunan bertingkat delapan tersebut yang dibangun secara legal. Para pekerja yang bertahan hidup mengatakan pintu-pintu gerbang dikunci dan para manajer menyuruh mereka kembali bekerja setelah alarm kebakaran berbunyi.
Pabrik tersebut memproduksi pakaian untuk Wal-Mart, Disney dan merek Barat lainnya. (AP/Julhas Alam)