Tautan-tautan Akses

Pakar: 21 Juli Tercatat Sebagai Hari Terpanas


Turis mengambil foto dengan termometer di Pusat Pengunjung Furnace Creek selama cuaca panas ekstrem yang berbahaya di Death Valley, California 9 Juli 2024 lalu (foto: dok).
Turis mengambil foto dengan termometer di Pusat Pengunjung Furnace Creek selama cuaca panas ekstrem yang berbahaya di Death Valley, California 9 Juli 2024 lalu (foto: dok).

Hari Minggu lalu, 21 Juli, adalah hari terpanas yang pernah tercatat, menurut data awal dari Copernicus Climate Change Service. Dinas cuaca Uni Eropa ini telah melacak pola cuaca global sejak 1940.

Suhu udara permukaan rata-rata global pada hari itu mencapai 17,09 derajat Celcius -- sedikit lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang dicatat pada Juli lalu, 17,08 C -- sementara gelombang panas menghanguskan sebagian besar wilayah AS, Eropa, dan Rusia.

Carlo Buontempo, direktur layanan Copernicus, Selasa (23/7), mengatakan bahwa ada kemungkinan suhu udara pada Senin, Selasa, dan bahkan Rabu pekan ini dapat melampaui rekor hari Minggu karena gelombang panas terus melanda seluruh dunia.

Tahun lalu, empat hari berturut-turut mencatat rekor, dari 3 Juli hingga 6 Juli, ketika perubahan iklim, yang disebabkan pembakaran bahan bakar fosil, menyebabkan panas ekstrem di belahan bumi utara.

Meski rekor suhu pada Minggu hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan angka tahun lalu, Buontempo mengatakan, yang luar biasa adalah betapa berbeda suhu dalam 13 bulan terakhir dibandingkan dengan rekor sebelumnya. Setiap bulan sejak Juni 2023 kini menduduki peringkat terpanas di planet ini sejak pencatatan dimulai, dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Sebagian ilmuwan memperkirakan suhu pada 2024 bisa melampaui suhu pada 2023 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan dimulai. Perubahan iklim dan fenomena cuaca alami El Nino – yang berakhir pada April – telah mendorong suhu semakin naik tahun ini.

“Ini adalah sesuatu yang harus kita biasakan, karena ketika iklim terus memanas – sebagai konsekuensi meningkatnya gas rumah kaca di atmosfer, kita akan melihat rekor baru dalam beberapa bulan ke depan, dalam beberapa tahun ke depan.”

Para ilmuwan dan aktivis lingkungan telah lama mengimbau para pemimpin global dan negara-negara kaya agar berhenti bergantung pada bahan bakar fosil untuk mencegah dampak bencana perubahan iklim, termasuk meningkatnya gelombang panas. [ka/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG