Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Selasa (11/2/2020), bertemu pakar-pakar global guna mencoba mempercepat pengembangan tes-tes, pengobatan dan vaksin virus korona baru.
Pertemuan itu berlangsung sementara para dokter di garis depan mencoba berbagai obat untuk diberikan kepada para pasien dengan harapan bisa menyelamatkan nyawa.
Sebanyak 400 ilmuwan yang ikut dalam pertemuan dua hari itu akan mencoba menentukan pendekatan mana yang tampaknya cukup menjanjikan untuk maju ke langkah berikutnya: studi pada manusia untuk membuktikan langkah itu benar-benar berhasil.
Juga dalam agenda: Apakah mungkin membangun persediaan obat yang mirip persediaan vaksin yang ada untuk penyakit seperti demam kuning dan Ebola?.
Belum ada obat atau vaksin yang terbukti ampuh untuk virus korona baru dan masih misterius itu, yang telah menulari lebih dari 43 ribu orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 1.000 orang. Sebagian besar kasus virus korona terjadi di China. Walaupun beberapa laboratorium telah menunjukkan hasil tes untuk virus itu, belum ada cara diagnosis yang cepat, dan hasilnya perlu waktu.
Para pakar mengatakan, bisa berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, sampai akhirnya obat atau vaksin disetujui dibuat, dan pada saat itu wabah mungkin sudah berakhir. Namun, mereka mengatakan setidaknya mereka akan memiliki lebih banyak senjata jika virus itu menyerang lagi.
Penyakit mirip flu itu, yang pada Selasa (11/2/2020) secara resmi diberi nama COVID-19, berkisar dari ringan hingga berat dan dapat menyebabkan pneumonia.[ka/ft]