Pakistan memberi tanggapan pada Rabu (1/8) di tengah kekhawatiran AS bahwa dana talangan IMF yang mungkin diambil oleh pemerintah baru Pakistan, akan digunakan untuk membayar pinjaman dari China. Pejabat Pakistan menyatakan bahwa menghubungkan kedua hal itu (dana IMF dan pinjaman China) adalah "salah total".
Abdullah Hussain Haroon, menteri luar negeri sementara, mengatakan pemerintah baru yang dipimpin oleh Imran Khan, yang memenangkan pemilihan umum negara itu pekan lalu, harus memutuskan apakah akan mendekati Dana Moneter Internasional (IMF) di tengah kekhawatiran akan krisis neraca pembayaran.
Namun, dia juga menyebut komentar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo "tidak pantas." Pompeo awal pekan ini menyuarakan keprihatinan mengenai kemungkinan dana talangan IMF digunakan untuk membayar utang Islamabad kepada China.
Kementerian keuangan Pakistan memisahkan hubungan antara bantuan IMF dan pinjaman dari China untuk membiayai Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC), yang khususnya akan berupa infrastruktur energi dan jalan raya yang menghubungkan daratan China dengan Laut Arab.
“Karena itu sangat keliru mengaitkan paket bantuan IMF dengan CPEC. Pemerintah Pakistan telah bertekad akan menyelesaikan proyek CPEC itu secara keseluruhan,” kata pernyataan Kementerian Keuangan Pakistan.
Analis memperkirakan Pakistan, yang sedang kekurangan cadangan devisa dan mendevaluasi mata uangnya dalam upaya mengatasi defisit perdagangan, perlu segera mencari bantuan - baik dari negara sahabat, atau meminta dana talangan kedua dari IMF dalam lima tahun.
Perekonomian Pakistan dalam setahun terakhir mengalami pukulan hebat dan kebanyakan analis memperkirakan negara yang punya senjata nuklir itu akan minta bantuan dana talangan, entah dari IMF atau dari China, sekutu terdekatnya. China telah menjanjikan bantuan 57 milyar dolar bagi Pakistan untuk membiayai bagian dari proyek Jalan Sutera-nya yang baru yang akan melewati Pakistan.
Kantor berita Reuters mengatakan, bantuan China ini diberikan pada waktu hubungan Pakistan dan Amerika sedang memburuk karena perbedaan pendapat bagaimana menghadapi kelompok militan Islam yang beroperasi di Afghanistan. [as]