Pihak berwenang Pakistan pada hari Senin (21/8) membagikan ribuan dolar kepada hampir 100 keluarga Kristen yang rumahnya dihancurkan atau dirusak oleh massa Muslim yang marah atas dugaan penodaan Al-Qur’an minggu lalu.
Pemerintah Perdana Menteri sementara Anwaar-ul-Haq Kakar mengatakan pada hari Senin (21/8) bahwa setiap rumah tangga mendapatkan dua juta rupee ($6.800) atau sekitar Rp100 juta sebagai kompensasi.
Sebagaimana dilaporkan berbagai media setempat, massa Muslim yang marah menyerbu lingkungan tempat tinggal warga Kristen, membakar setidaknya 16 gereja dan merusak rumah-rumah. Hampir 100 keluarga Kristen yang miskin dan kehilangan rumah akibat aksi tersebut adalah calon penerima kompensasi tersebut.
Polisi mengatakan mereka telah menangkap puluhan perusuh lagi dalam penggerebekan yang saat ini masih berlangsung, sehingga jumlah total tahanan menjadi 160 orang.
Mohsin Naqvi, pejabat tinggi di Provinsi Punjab, membuat pengumuman di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, sehari setelah ia mengunjungi Jaranwala di Punjab, di mana ratusan Muslim mengamuk pada Rabu lalu menyusul munculnya dugaan bahwa seorang pria Kristen dan temannya telah menodai Al-Qur’an.
Naqvi mengadakan rapat kabinet di sebuah gereja yang terbakar di Jaranwala untuk mendapatkan persetujuan kompensasi bagi para korban kekerasan minggu lalu di hadapan para pendeta dan penduduk setempat.
Ratusan orang Kristen yang ketakutan dan melarikan diri dari rumah mereka telah kembali ke kawasan tempat tinggal mereka hanya untuk melihat kehancuran di mana-mana. Mereka sementara ini terpaksa tinggal di luar rumah-rumah mereka yang terbakar, takut bangunan-bangunan tempat tinggal mereka akan runtuh.
“Mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka, mengkhawatirkan anak-anak mereka, yang menyaksikan tragedi itu dan mengalami trauma,” kata Pendeta Kristen Khalid Mukhtar. Ia mengatakan menurut informasinya, seluruh 26 gereja –- bukan 16 -- di Jaranwala diserang, dibakar, atau dirusak.
Para perusuh mengatakan seorang Kristen setempat dan temannya merobek sejumlah halaman Al-Qur’an, melemparkannya ke tanah dan menulis komentar menghina di halaman-halaman lain. Polisi telah menangkap kedua pria tersebut.
Kepala polisi setempat Mansoor Sadiq mengatakan mereka telah menangkap 160 perusuh dan terus melakukan penggerebekan untuk menangkap 450 tersangka lainnya.
Sebuah pekuburan Kristen juga dinodai dalam kekerasan pada Rabu, kata pihak berwenang.
Pada Senin, Naqvi, penjabat kepala menteri Punjab, mengatakan semua orang Kristen yang menderita kerugian finansial akibat serangan itu akan menerima 2 juta rupee dalam 48 jam ke depan.
Ia mengatakan pihak berwenang telah mulai memperbaiki gereja, dan semua tempat ibadah yang rusak akan dikembalikan ke kondisi semula.
Namun Mukhtar mengatakan kepada Associated Press bahwa Naqvi dan pejabat lainnya hanya mengunjungi satu gereja yang rusak pada Minggu dan tidak pergi ke rumah siapa pun yang menderita kerugian.
Serangan minggu lalu adalah salah satu insiden yang paling merusak dalam sejarah India. Kekerasan tersebut menuai kecaman nasional, dengan penjabat Perdana Menteri Anwaar-ul-Haq Kakar memerintahkan penangkapan semua orang yang terkait dengan kerusuhan tersebut.
Di bawah Undang-Undang Antipenghujatan Pakistan, siapa pun yang dinyatakan bersalah menghina Islam dapat dihukum mati. Sementara pihak berwenang belum pernah melaksanakan hukuman mati untuk penodaan agama, sering kali tuduhan seperti itu dapat memicu massa untuk melakukan kekerasan. [ab/uh/lt]
Forum