Pemerintah Pakistan pada Rabu (30/10) mengatakan 3 persen dari 2.227 orang yang tewas dalam serangan pesawat tanpa awak Amerika sejak 2008 adalah warga sipil, jumlah yang secara mengejutkan rendah sehingga memicu kecaman dari organisasi-organisasi yang telah menyelidiki kematian akibat serangan-serangan itu.
Jumlah itu, yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan kepada Senat, jauh lebih rendah dibandingkan penghitungan dan perkiraan pemerintah sebelumnya oleh organisasi-organisasi independen yang mencapai 300 orang. Kementerian itu mengatakan 317 serangan pesawat tanpa awak telah menewaskan 2,160 militan Muslim dan 67 warga sipil sejak 2008.
Serangan-serangan itu, yang umumnya menarget tersangka militan Muslim dekat perbatasan dengan Afghanistan, sangat tidak popular di Pakistan karena dianggap melanggar kedaulatan Pakistan, menewaskan terlalu banyak warga sipil.
Pemerintah Pakistan secara berkala mengecam program pesawat tanpa awak itu secara terbuka, meskipun diketahui negara itu secara diam-diam mendukung setidaknya beberapa serangan di masa lalu.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mendesak Presiden Barack Obama agar mengakhiri serangan-serangan itu dalam lawatannya minggu lalu ke Gedung Putih tetapi Amerika menganggap serangan-serangan itu penting dalam perang melawan al-Qaida dan Taliban serta tidak memberi indikasi Amerika bersedia menghentikan serangan-serangan itu.
Jumlah itu, yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan kepada Senat, jauh lebih rendah dibandingkan penghitungan dan perkiraan pemerintah sebelumnya oleh organisasi-organisasi independen yang mencapai 300 orang. Kementerian itu mengatakan 317 serangan pesawat tanpa awak telah menewaskan 2,160 militan Muslim dan 67 warga sipil sejak 2008.
Serangan-serangan itu, yang umumnya menarget tersangka militan Muslim dekat perbatasan dengan Afghanistan, sangat tidak popular di Pakistan karena dianggap melanggar kedaulatan Pakistan, menewaskan terlalu banyak warga sipil.
Pemerintah Pakistan secara berkala mengecam program pesawat tanpa awak itu secara terbuka, meskipun diketahui negara itu secara diam-diam mendukung setidaknya beberapa serangan di masa lalu.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mendesak Presiden Barack Obama agar mengakhiri serangan-serangan itu dalam lawatannya minggu lalu ke Gedung Putih tetapi Amerika menganggap serangan-serangan itu penting dalam perang melawan al-Qaida dan Taliban serta tidak memberi indikasi Amerika bersedia menghentikan serangan-serangan itu.