Perebutan untuk menguasai Libya antara dua pemerintah yang bersaing mengubah lingkungan sipil menjadi "medan pertempuran," kata Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
"Situasi kemanusiaan di dalam dan sekitar Tripoli memburuk drastis selama tiga minggu terakhir," kata ICRC, Kamis (25/4). "Layanan dasar dan infrastruktur Tripoli, seperti rumah sakit dan stasiun pompa air sudah dilanda kekerasan selama delapan tahun terakhir - semakin melemah."
Kelompok itu mengatakan penembakan tanpa pandang bulu membuat semakin berbahaya bagi pekerja medis untuk merawat para korban.
PBB memperkirakan lebih dari 35.000 orang mengungsi dari rumah mereka dan tinggal bersama saudara atau berlindung di gedung-gedung publik.
Pejabat PBB mengevakuasi 325 pengungsi dari tempat penampungan yang dikelola pemerintah setelah laporan sebagian pengungsi yang tinggal di sana diserang.
Pemerintah Libya telah meminta Dewan Keamanan untuk mengirim tim ahli ke Tripoli untuk menyelidiki dugaan serangan terhadap warga sipil.[my]
