Tautan-tautan Akses

Presiden Palestina Sampaikan Harapan Bagi Gaza dan Tepi Barat Pasca Perang


Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato pada sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, 26 September 2024, di markas besar PBB. (Foto AP/Frank Franklin II)
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato pada sidang ke-79 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, 26 September 2024, di markas besar PBB. (Foto AP/Frank Franklin II)

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan pidato di sidang Majelis Umum PBB, Kamis (26/9) di tengah kekhawatiran meningkatnya permusuhan di Timur Tengah.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Kamis (26/9) menyampaikan harapannya bagi Gaza dan Tepi Barat setelah pertempuran berakhir. Berbicara di hadapan Majelis Umum PBB, Abbas memaparkan empat target yang ingin dicapai segera, diawali dengan “gencatan senjata yang komprehensif dan permanen di Gaza, dan diakhirinya agresi militer serta serangan oleh pemukim teroris di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.”

Target kedua yang diharapkannya segera tercapai adalah “pengiriman bantuan kemanusiaan yang terorganisir dalam jumlah yang cukup,” mengingat “sudah tidak ada apa-apa lagi di Gaza,” ujarnya.

Secara khusus Abbas menggarisbawahi target ketiga yaitu “penarikan mundur Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza.

"Kami menolak pembentukan zona penyangga atau mengambil bagian apapun dari Gaza. Gaza hanya tujuh kilometer kali 40 kilometer. Dan Israel ingin memotongnya. Itu adalah sepotong di sini, dan sepotong di sana. Kami tidak akan membiarkan satu sentimeter pun dari Gaza diambil Israel. Kami menuntut dihentikannya pemindahan paksa baik di dalam Jalur Gaza, maupun di luar Jalur Gaza. Kami menuntut kembalinya mereka yang terusir ke rumah-rumah mereka, atau memiliki dan mendapatkan tempat tinggal yang disediakan untuk mereka,” tegas Abbas yang disambut tepuk tangan para pemimpin yang menghadiri sidang itu.

Terakhir, pemimpin Palestina berusia 88 tahun itu, menuntut perlindungan UNRWA dan organisasi-organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Palestina dari tindakan Israel, dan sekaligus “menyediakan dukungan politik dan keuangan bagi mereka sehingga dapat menjalankan perannya dan memberikan layanan yang dibutuhkan para pengungsi Palestina hingga mereka kembali ke rumah.”

Serangan Israel ke Gaza sebagai pembalasan terhadap serangan Hamas ke selatan wilayahnya pada 7 Oktober lalu, telah menewaskan hampir 42.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Lebih dari 95.000 lainnya luka-luka. Badan Kesehatan Dunia WHO mengatakan seperempat dari korban luka-luka itu mengalami cacat permanen.

Sementara 80 persen warga Gaza telah terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangkaian serangan darat dan udara Israel yang tanpa henti.

Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bouhabib, bersama Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Kenya William Ruto, Presiden Uruguay Luis Lacalle Pou, Presiden Mikronesia Wesley Simina, pemimpin militer Sudan Jendral Abdel-Fattah Burhan dan Presiden Dewan Transisi Haiti Edgard Leblanc Fils juga akan menyampaikan pandangannya pada hari Kamis ini.

Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan berbicara pada hari Jumat (27/9), menyusul beberapa hari serangan udara Israel di Lebanon terhadap kelompok militan Hizbullah. [em/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG