Pameran tradisional bertajuk, “100 Nativity Scenes” (“100 Diorama Gua Natal”) yang sekarang merupakan edisi ke-45, menyatukan representasi diorama gua Natal dari Italia dan 15 negara lain, termasuk Jerman, Peru, Indonesia, dan Amerika Serikat.
Pengunjung berbondong-bondong untuk menyaksikan semua jenis gua Natal dari yang bergaya tradisional Napoli hingga yang lebih tidak biasa. Salah satunya dibuat dalam garasi bus di Roma tahun 1980-an, sementara yang dalam mesin kopi espresso. Tapi yang paling menarik perhatian anak-anak adalah gua Natal yang terbuat dari 100 kg balok cokelat buatan para biarawan dari ordo Trappist .
Resep pembuatan cokelat tertua di Roma yang dibawa oleh para biarawan Trappist dari Prancis dan Belanda itu tidak berubah sejak 1884.
Ivan Ricupero adalah imam kurator pameran. Dia mengatakan, setiap tahun pameran 100 gua Natal selalu menampilkan hal baru karena para peserta pameran selalu merupakan seniman baru yang menampilkan karya-karya mereka. “Tampilan baru tahun ini adalah diorama gua Natal terbuat dari cokelat, yang merupakan gua khusus yang belum pernah kami tampilkan sebelumnya. Pada tahun-tahun lain kami memamerkan diorama kelahiran yang terbuat dari pasta, nasi, atau bahan makanan lainnya, tetapi ini adalah tahun pertama kami menampilkan diorama dari cokelat.”
Diorama terbuat dari berbagai bahan: selain kayu yang lebih tradisional, plester, kain, gabus, tanah liat dan polistirena, ada juga gua Natal yang terbuat dari karang dan bagian-bagian arloji.
“Ini selalu merupakan kesempatan yang luar biasa untuk memberikan pesan harapan kepada pengunjung. Ini tidak diselenggarakan seperti pameran lama lainnya, karena niat kami bukan hanya untuk menampilkan pameran sederhana tetapi juga melalui gua Natal ini kami ingin menyampaikan pesan harapan, kejutan yang diberikan Tuhan kepada manusia melalui Yesus,” tambah Romo Ricupero.
Di Italia, menampilkan hiasan diorama gua Natal, yang merupakan representasi miniatur tradisional tentang kelahiran Yesus, adalah tradisi keluarga.
Keluarga-keluarga di Italia menghabiskan berhari-hari dan berminggu-minggu menjelang Natal membangun gua-gua miniatur buatan sendiri, terutama di wilayah selatan negara itu.
Tradisi itu diwariskan oleh Santo Fransiskus dari Assisi yang pada awal abad ke-13 kembali dari Palestina dan terinspirasi oleh kunjungannya ke Betlehem untuk menghidupkan kembali makna kelahiran Yesus.
Pada tahun 1223, ia menciptakan kandang Natal pertama di sebuah desa kecil di Italia tengah, lengkap dengan hewan hidup. Gereja kemudian mengadopsi praktik itu, menempatkan patung yang diukir dari bahan lokal yang disusun sesuai pencerminan pemandangan di sekitar mereka tinggal.
Uskup Agung Rino Fisichella, presiden Dewan Kepausan untuk Evangelisasi Baru adalah penasihat untuk penyelenggraan pameran tersebut. “Seratus diorama gua Natal di Vatikan ini merupakan tanda khusus tentang apa yang kita alami saat ini tetapi dengan harapan. Gua Natal memberi tahu kita bahwa Tuhan datang di antara kita untuk membantu kita masing-masing mengatasi kesulitan. Dia datang dan dilahirkan di sebuah gua. Dia dilahirkan dalam kemiskinan tetapi dia telah membuat kita semua kaya dan layak menjadi anak-anak Tuhan. Jadi, siapa pun yang mendekati palungan saat ini harus melakukannya dengan harapan besar karena di sini terletak seluruh harapan masa depan kita.”
Pameran itu akan berlangsung hingga 9 Januari 2022. [lt/ab]