Beberapa pakar internasional, yang mengkaji penyelidikan yang dilakukan pemerintah Meksiko terhadap penculikan dan hilangnya 43 mahasiswa, telah menolak penjelasan resmi pemerintah dan menuduh tim penyelidik salah menangani bukti yang ada dan hanya bergantung pada pernyataan tersangka semata.
Laporan hasil penyelidikan sebanyak 400 halaman itu dirilis, Minggu (6/9), oleh Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika, sebuah perpanjangan tangan Organisasi Negara-negara Amerika.
Laporan itu tidak berspekulasi tentang nasib ke-43 mahasiswa yang hilang satu tahun lalu di negara bagian Guerrero, Meksiko itu. Tetapi para ahli menyatakan tidak ada bukti yang mendukung klaim pemerintah pusat bahwa ke-43 mahasiswa itu diculik oleh polisi lokal dan diserahkan kepada kartel narkoba, setelah sebelumnya membajak beberapa bis untuk pergi ke sebuah lokasi demonstrasi.
Dengan menggunakan teori yang disampaikan pertama kali tahun lalu oleh mantan jaksa agung Meksiko, mayat ke-43 mahasiswa Ayotzinapa Rural Teachers College itu dibuang di sebuah tempat pembuangan sampah di luar kota dan dibakar.
Laporan hari Minggu itu mengatakan tempat pembakaran itu tidak cukup untuk menampung dan membakar ke-43 mayat itu menjadi abu, menurut pernyataan tim penyelidik dari Chile, Kolombia, Guatemala dan Spanyol, berdasarkan temuan dan analisa pakar independen.
Pemerintah Meksiko tidak memberi pernyataan apapun terkait laporan yang disampaikan Minggu malam itu.
Laporan itu menyatakan ke-43 mahasiswa itu mungkin telah secara tidak sengaja membajak sebuah bus yang berisi narkoba atau uang hasil perdagangan narkoba yang dilakukan oleh polisi-polisi yang korup.
Ditambahkan, beberapa unit polisi dan militer federal melancar gerakan mahasiswa itu sebelum mereka menghilang, meskipun menegaskan bahwa banyak hal yang terjadi pada 26 September 2014 itu yang belum diketahui.
Laporan itu merinci bukti-bukti yang hilang, yang mencakup sebuah bus yang tampak dalam petikan gambar kamera keamanan pada malam hilangnya ke-43 mahasiswa tersebut. Laporan itu juga mencatat bukti bahwa sebuah kelompok narkoba di negara bagian Guerrero sedang mengirim heroin ke Amerika dalam bagian-bagian rahasia bis.
Kegagalan pemerintah mempertanggungjawabkan semua yang terjadi, kecuali identitas seorang mahasiswa, atau untuk meyakinkan publik Meksiko tentang ketelitian penyelidikan yang dilakukan pemerintah, telah menampar Presiden Enrique Pena Nieto dan memicu kecaman luas internasional.
Aktivis-aktivis HAM dan orangtua ke-43 mahasiswa itu terus menyampaikan kemarahan bahwa penyelidikan itu hanya didasarkan pada kesaksian lebih dari 100 orang yang ditangkap atas dugaan terlibat dalam hilangnya ke-43 mahasiswa. Mereka yang ditangkap itu mencakup mantan walikota kota Iguala.
Pengecam pemerintah juga menduga banyak yang ditangkap itu hanya memberi pernyataan kepada polisi setelah disiksa//