Pangeran Harry memasuki podium saksi ruang sidang, Selasa (6/6), bersumpah untuk mengatakan yang sebenarnya dalam kesaksian melawan penerbit sejumlah tabloid yang ia tuduh melakukan peretasan telepon dan pengintaian ilegal lainnya.
Harry memegang Alkitab di satu tangan saat ia disumpah di Pengadilan Tinggi, London, di mana ia menggugat penerbit Daily Mirror.
Sebelumnya, ia tiba di pengadilan dengan SUV hitam dan memasuki koridor pengadilan dengan melewati puluhan fotografer dan juru kamera TV.
Harry menuduh Mirror Group (perusahaan penerbit Daily Mirror) menggunakan teknik yang melanggar hukum dalam "skala industri" untuk mendapatkan informasi. Ia menghadapi pemeriksaan silang selama berjam-jam oleh pengacara Mirror Group.
Duduk di podium saksi dan mengenakan jas dan dasi berwarna gelap, Harry mengatakan kepada pengacara Mirror Group Andrew Green bahwa ia telah "mengalami sikap bermusuhan dari pers sejak saya lahir." Pangeran menuduh tabloid itu memainkan "peran destruktif dalam pertumbuhan hidup saya."
Putra Raja Charles III yang berusia 38 tahun itu adalah bangsawan Inggris senior pertama sejak abad ke-19 yang menghadapi interogasi di pengadilan. Seorang leluhurnya, yang saat itu merupakan calon Raja Edward VII, pernah muncul sebagai saksi dalam persidangan atas skandal perjudian pada tahun 1891.
Harry meminta pertanggungjawaban pers Inggris atas apa yang ia anggap sebagai pemburuan terhadap dirinya dan keluarganya.
Saat menjelaskan kasus pangeran itu di pengadilan pada hari Senin, pengacaranya, David Sherborne, mengatakan bahwa sejak masa kanak-kanak Harry, tabloid-tabloid Inggris menggunakan peretasan dan cara-cara tidak bertanggungjawab untuk memburu informasi yang dapat diubah menjadi berita halaman depan.
Ia mengatakan cerita-cerita tentang Harry adalah pemicu penjualan besar-besaran tabloid-tabloid itu, dan sekitar 2.500 artikel telah mencakup semua aspek kehidupannya selama periode kasus -- 1996 hingga 2011 -- dari cedera di sekolah, eksperimen dengan ganja dan kokain, hingga hubungan percintaannya.
"Tidak ada yang sakral atau di luar batas" untuk tabloid tersebut, kata pengacara itu.
Dalam pernyataan tertulis saksi yang diterbitkan Selasa, Harry mengatakan ia merasa "seolah-olah pers tabloid berpikir bahwa mereka benar-benar memiliki saya."
“Saya benar-benar merasa bahwa dalam setiap hubungan yang pernah saya jalin -- baik dengan teman, pacar, dengan keluarga atau dengan militer -- selalu ada pihak ketiga yang terlibat, yaitu pers tabloid," katanya.
Peretasan telepon untuk mendengarkan pesan suara para pesohor umum dilakukan tabloid-tabloid Inggris pada tahun-tahun awal abad ini. Aktivitas ilegal itu memicu kontroversi hebat setelah pada tahun 2011 terungkap surat kabar News of the World meretas telepon seorang gadis berusia 13 tahun yang tewas terbunuh. Pemiliknya Rupert Murdoch menutup koran itu dan beberapa eksekutifnya menghadapi pengadilan pidana.
Tabloid-tabloid dari Mirror Group mengatakan mereka tidak meretas telepon Harry dan artikel-artikel mereka didasarkan pada teknik pelaporan yang sah. Meski demikian, Mirror Group mengakui dan meminta maaf karena menyewa penyelidik swasta untuk menggali apa yang terjadi pada Harry pada suatu malam di bar. Terlepas dari pengakuan Mirror Group, artikel tahun 2004 berjudul "Seks di pantai dengan Harry" tidak termasuk di antara 33 hal yang akan dipertanyakan di persidangan. [ab/uh]
Forum