Pihak berwenang di wilayah Kurdistan, Irak, mengatakan pada Minggu (31/12) bahwa dua serangan pesawat nirawak terhadap pangkalan militer yang digunakan oleh pasukan keamanan terjadi di wilayah otonomi itu. Mereka menuduh serangan itu dilakukan para penjahat yang dibiayai Baghdad.
Serangan di pangkalan militer di provinsi Arbil ini dilakukan pada Sabtu tengah malam dan menyebabkan sejumlah kerusakan, tetapi tanpa korban jiwa, kata pemerintah daerah dalam sebuah peryataan.
Pasukan Peshmerga di wilayah itu merupakan sekutu dari koalisi anti jihadis yang dipimpin Amerika Serikat yang memiliki pasukan yang dikerahkan di Irak.
Tidak ada klaim yang segera diberikan terkait serangan itu.
Namun sejak berlangsungnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober, ada gelombang serangan terhadap pasukan AS dan sekutunya di Irak dan negara tetangganya, Suriah.
Serangan itu mayoritas diklaim dilakukan oleh Islamic Resistance di Irak, sebuah aliansi longgar dari kelompok bersenjata yang memiliki hubungan dengan Iran, yang menentang dukungan AS terhadap Israel dalam perang di Gaza.
Hitungan oleh pejabat militer AS mencatat 106 serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober.
Perdana Menteri Kurdistan, Masrour Barzani mengatakan bahwa pihaknya sangat khawatir dengan serangan pesawat nirawak pada Sabtu.
“Saya dengan keras mengutuk para penjahat dan pihak yang bekerjasama dengan mereka,” katanya di platform media sosial X.
Pemerintah daerah mengatakan bahwa kelompok-kelompok ini dibiayai oleh pemerintah federal di Baghdad, yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan pemerintah negara bagian Kurdistan.
Pemerintahan Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani didukung oleh partai-partai yang pro Teheran.
Kantor Sudani pada Minggu mengatakan, bahwa pihaknya telah memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap serangan kriminal menggunakan pesawat nirawak ini, berkoordinasi dengan aparat keamanan wilayah Kurdistan di Irak. [ns/jm]
Forum