Para kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Minggu, berada di Selma, Alabama, Minggu (1/3) untuk memperingati 55 tahun "Minggu Berdarah", peristiwa perjuangan hak-hak sipil yang dilangsungkan secara damai namun ditanggapi polisi dengan aksi kekerasan pada 7 Maret 1965.
Setelah meraih kemenangan besar pada pemilihan pendahuluan sehari sebelumnya, di South Carolina, di mana ia meraih banyak dukungan dari warga Amerika keturuan Afrika, mantan wakil presiden Joe Biden berbicara kepada para jemaat gereja Brown Chappel di kota itu. Ia memuji usaha warga kulit hitam di Selma pada masa lalu dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Mantan walikota New York Mayor Michael Bloomberg mendapat sambutan dingin jemaat gereja. Sejumlah orang bahkan melakukan aksi membelakangi Bloomberg sebagai bentuk protes terhadap praktik polisi yang disebut “hentikan dan geledah” yang umumnya menarget warga kulit hitam dan hispanik, yang pernah diberlakukan di New York sewaktu ia menjabat walikota.
Para kandidat lain, termasuk Elizabeth Warren and Amy Klobuchar, bergabung dengan ribuan lainya melakukan pawai damai melintasi jembatan Edmund Pettis. Namun kehadiran mereka dibayangi kehadiran anggota Kongres dan pejuang hak sipil John Lewis. Lewis termasuk di antara orang-orang yang melintasi jembatan itu 55 tahun lalu yang berakhir dengan pukulan tongkat polisi di kepalanya. Sebelumnya, Lewis dikhawatirkan tidak bisa hadir karena sedang menderita kanker pankreas stadium 4.
Jutaan warga Amerika terkejut dan marah menyaksikan gambar-gambar di televisi yang menunjukkan sejumlah polisi memukul para demonstran damai pada 7 Maret 1965. Dr. Martin Luther King, Junior kemudian melakukan pawai kedua dua hari setelahnya yang berakhir dengan damai. Namun, lebih dari 20.000 pejuang hak sipil, termasuk ratusan pendeta dan perempuan dari berbagai penjuru Amerika, kembali datang ke Selma dan melangsungkan pawai ketiga. Pawai terakhir tersebut bahkan berlangsung hingga ibu kota negara bagian Alabama, Montgomery.
Pawai-pawai di Selma adalah salah satu dari sekian banyak pemicu yang meloloskan UU Hak Suara 1965. [ab/uh]