Militer Sudan menuduh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyerang penjara, sementara RSF menuduh militer membebaskan mantan pemimpin Sudan itu.
Ahmed Haroun, seorang pejabat keamanan mantan presiden Omar al-Bashir hari Selasa mengumumkan, ia dan mantan pemimpin lainnya dibebaskan dari penjara Kober di Khartoum.
Haroun mengatakan kepada media pemerintah, Sudan TV, para narapidana dikeluarkan dari penjara hari Minggu (23/4), karena pihak penjara tidak dapat merawat mereka akibat pertempuran setelah pecahnya bentrokan di dekat penjara.
TV Al Hadath Arab Saudi menyiarkan ulang komentarnya.
Haroun mengatakan, semua narapidana kekurangan sarana dasar, termasuk air, listrik, dan perawatan kesehatan. Ia menambahkan, sebagian narapidana terluka akibat baku tembak yang berlangsung.
Pengumuman itu menimbulkan keprihatinan tentang keberadaan mantan pejabat lainnya, termasuk al-Bashir yang juga ditahan di penjara itu. Sumber militer yang tidak disebut namanya mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa Bashir, Haroun, dan mantan menteri Abdel-Rahim Muhammad Hussein dipindahkan ke rumah sakit militer.
Bashir, Haroun, dan Hussein dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional atas kejahatan di wilayah Darfur, Sudan.
Harian Sudan Tribune melaporkan, Bashir dan Hussein berada di rumah sakit militer di Omdurman, kota di sebelah Khartoum. Sumber di Rumah Sakit Militer Alia mengatakan kepada VOA, Bashir dan Hussein ditahan di sana selama lebih dari tiga bulan.
Dalam komentarnya kepada Sudan TV hari Selasa, Haroun memberi petunjuk bahwa mereka yang dibebaskan dari penjara pada hari Minggu tidak berada di bawah pengawasan siapa-siapa.
Ia mengatakan, mereka memutuskan menjaga diri mereka sendiri. Haroun menambahkan, mereka siap untuk dihadapkan ke pengadilan kalau sistem peradilan sudah beroperasi kembali.
Haroun juga menyatakan dukungannya untuk militer Sudan dalam pertempuran yang pecah 15 April dengan para militer RSF atau Pasukan Dukungan Cepat. Militer Sudan membantah terlibat dalam pembebasan mereka dari penjara dan menuduh RSF menyamar sebagai militer untuk membebaskan narapidana dan menjarah fasilitas itu.
RSF membantah tuduhan itu dan mengklaim militer membebaskan mantan pemimpin itu, sebagai bagian dari rencana untuk mengembalikan Bashir ke kekuasaan. Militer dan RSF menggulingkan Bashir pada 2019 setelah pemberontakan rakyat yang menentang pemerintahannya selama 30 tahun.
Pertikaian ini menyebabkan misi-misi asing mengungsikan para diplomat dan warga negara. Sementara ribuan rakyat Sudan telah melarikan diri dari pertempuran, jutaan lainnya berjuang untuk bertahan hidup di zona perang, dengan persediaan makanan, air, dan obat-obatan yang hampir habis. [ps/jm]
Forum