Kanselir Jerman dan para pejabat tinggi Uni Eropa berada di Turki hari Sabtu (23/4) untuk berupaya meredakan ketegangan pasca disepakatinya perjanjian UE-Turki bulan lalu untuk meredam arus migran yang membanjiri Eropa.
Angela Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dan Wakil Presiden Pertama Komisi Eropa Frans Timmermans, disambut Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu ketika tiba di kota Gaziantep, dekat perbatasan Turki dengan Suriah.
Para pemimpin Eropa dijadwalkan mengunjungi sebuah kamp pengungsi, sementara legalitas perjanjian 20 Maret itu dipertanyakan.
Di bawah perjanjian dengan dana hampir US$7 miliar itu, para migran yang tiba di pantai-pantai Yunani akan dipulangkan ke Turki. Dan sebagai imbalannya, warga Turki, diperbolehkan melakukan perjalanan ke Eropa tanpa visa dan imbalan lainnya.
Tusk mengatakan kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan hari Jumat bahwa blok itu boleh membahas dana untuk menjamin bantuan Ankara terkait migrasi tetapi nilai-nilai dan kebebasan berekspresinya tidak bisa ditawar.
Sebuah laporan Parlemen Eropa baru-baru ini mengkritik catatan hak asasi manusia dan kebebasan pers Turki tahun 2015 dan mendesak negara itu untuk memperlihatkan kemajuan mengenai supremasi hukum dan hak-hak asasi, sebelum keinginannya bergabung dengan Uni Eropa bisa dirundingkan.
Hari Jumat, Amnesty International mendesak delegasi Eropa untuk tidak “menutup mata terhadap pelanggaran HAM yang dihadapi para pengungsi” di Turki. [vm]
Para pemimpin Eropa dijadwalkan mengunjungi sebuah kamp pengungsi, sementara legalitas perjanjian 20 Maret itu dipertanyakan.
Terkait
Paling Populer
1