Sejumlah pemimpin Eropa pada Rabu (15/12) menunjukkan sikap tegas terhadap Rusia di tengah memuncaknya kekhawatiran adanya rencana invasi terhadap Ukraina.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan ia sedang melakukan pembicaraan dengan mitra-mitra yang bersiap memberlakukan “paket sanksi baru” jika “agresi” Rusia menjadi lebih serius.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan ia berharap tidak akan ada eskalasi lebih jauh, tetapi Uni Eropa siap memberlakuan sanksi-sanksi tambahan jika diperlukan. “Kami mendukung integritas wilayah Ukraina,” tegasnya.
Pernyataan itu disampaikan ketika para pemimpin dari 27 negara di blok itu melangsungkan pertemuan dengan mitra-mitra mereka dari Ukraina dan empat negara bekas Uni Soviet, dan berjanji akan memperkuat hubungan politik, perdagangan, energi dan budaya.
Kemitraan Timur Uni Eropa ini mencakup Armenia, Azerbaijan, Belarus, Georgia, Moldova dan Ukraina.
Presiden Belarus Alexander Lukashenko memboikot forum itu karena sanksi-sanksi Uni Eropa yang dijatuhkan terhadap pemerintahannya yang bersumber dari laporan kecurangan pemilu yang membuatnya terpilih kembali pada tahun lalu. Selain laporan akan kecurangan tersebut, aksi kekerasan aparat keamanan Belarus terhadap para demonstran anti-pemerintah juga mendorong blok tersebut untuk memnerikan sanksi pada negara itu.
Tiga puluh dua negara yang hadir mengatakan mereka “diikat oleh tekad bersama untuk lebih memperkuat demokrasi dan supremasi hukum dalam masyarakat kita,” demikian petikan teks yang dirilis lima jam setelah berlangsungnya pembicaraan di Brussels itu.
Uni Eropa mengumumkan akan menawarkan kepada negara-negara di bagian timur Eropa untuk menerapkan rencana ekonomi dan investasi bernilai 2,3 miliar euro atau setara dengan $2,6 miliar, yang diharapkan akan menarik hingga 17 miliar euro atau sekitar $19 miliar, dalam bentuk investasi publik dan swasta di wilayah tersebut. [em/rs]