Para pemimpin sebuah gereja evangelical Tiongkok yang independen telah berikrar untuk menentang pejabat-pejabat komunis dan mengadakan kebaktian di tempat terbuka pada hari Minggu Paskah. Tentangan dari Gereja Shouwang, salah satu dari kelompok-kelompok gereja tak resmi di Beijing, berlangsung di tengah penumpasan besar-besaran terhadap pengecam pemerintah. Sejumlah jemaat gereja sudah dijatuhi hukuman kurungan rumah.
Tetapi Bob Fu, mantan pendeta gereja independen dan ketua LSM ChinaAid, mengatakan ratusan pendukung berencana turun ke jalan-jalan di seluruh negeri untuk berdoa dan menunjukkan kesetiakawanan mereka.
“Sejauh ini sedikitnya sudah ada 24 gereja, kebanyakan gereja besar seperti Shouwang, yang menyatakan secara terbuka akan menunjukkan kesetiakawanan mereka dengan anggota-anggota Shouwang dalam beragam cara,” ujarnya.
Pemerintah komunis Tiongkok yang ateis hanya membolehkan umat Kristen beribadah di gereja-gereja yang diakui pemerintah, yang sangat diatur dan dipimpin oleh para pendeta yang ditunjuk pemerintah. Pemerintah Tiongkok menggusur gereja Shouwang dari ruangan kantor yang disewanya di ibukoa Beijing.
Awal April, 170 pengikut gereja dikejar polisi setelah berusaha mengadakan misa di udara terbuka. Sekitar 50 ditahan.
Para pemimpin gereja itu sekarang ada dalam tahanan rumah dan mungkin tidak dapat meninggalkan rumah mereka hari Minggu.
Tetapi, bersama pendeta Bob Fu, mereka mendesak para pengikut melalui pesan internet agar mengikuti keteladanan Yesus Kristus dan melawan penindasan oleh pemerintah. Fu mengatakan penindasan oleh pemerintah terhadap gereja akan lebih mendatangkan keburukan daripada kebaikan.
“Menurut saya pemerintah akan menciptakan ketidakstabilan yang lebih besar, suasana yang kurang harmonis, dan akan menimbulkan bahaya yang lebih besar kepada masyarakat dengan meningkatkan penindasan ini dan kampanye anti-gereja. Mereka akan gagal nantinya,” katanya.
Jumlah umat Kristen di Tiongkok saat ini masih diperdebatkan, antara 23 sampai 130 juta, termasuk Katolik.
Namun, jutaan orang diperkirakan menjadi jemaah gereja-gereja independen gelap.
Pemerintah menindas keras para pembangkang, pegiat dan pengacara HAM sejak pesan-pesan gelap di internet yang muncul dalam bulan Februari menghimabu dilancarkannya protes “Jasmine” setiap hari Minggu.
Tiongkok menghadapi kecaman internasional karena rekam buruk HAM-nya.
Protes yang direncanakan hari Minggu oleh umat Kristen terhadap pemerintah dilakukan sebelum dilangsungkannya pembicaraan tahunan HAM minggu depan antara Tiongkok dengan Amerika di Tiongkok.