Dalam tujuh bulan sejak Amerika dan Kuba menyatakan perbaikan hubungan diplomatik, para politisi Amerika telah membanjiri Havana untuk berwisata, bertemu dengan para wiraswasta baru negara itu dan membicarakan kemungkinan pengakhiran embargo perdagangan Amerika dengan para pemimpin pemerintah komunis Kuba.
Agenda mereka juga semakin jelas – tempat yang pernah diduduki oleh para penentang pemerintah yang didukung Amerika, yang pada waktu itu berada di tengah kebijakan Washington terhadap Kuba.
Menurut perhitungan Associated Press yang telah dikukuhkan oleh para penentang pemerintah yang ternama, lebih dari 20 orang anggota Kongress Amerika telah datang ke Kuba sejak Februari tanpa bertemu dengan kelompok-kelompok oposisi yang pernah sebagai persinggahan wajib bagi para delegasi Kongres.
Ini membuat banyak penentang pemerintah merasa semakin disisihkan dan ditinggalkan sementara kedua negara merayakan tonggak-tonggak sejarah seperti pembukaan kedutaan di Havana dan Washington, hari Senin (20/7).
“Satu-satunya yang mereka inginkan adalah membuka perusahaan, kedutaan,” kata Berta Soler, pemimpin faksi Ladies in White, salah satu dari kelompok penentang pemerintah yang paling terkenal. “Kapan saja seseorang dari tingkat tinggi dari Amerika sebelumnya, mereka selalu menyisihkan waktu untuk bertemu dengan kami sebelum masuk pesawat untuk kembali ke Amerika, dan ini tidak terjadi.”
Para staf anggota Kongres Amerika mengatakan para pejabat Kuba telah menegaskan bahwa kalau para anggota Kongres bertemu dengan para penentang pemerintah, mereka tidak akan dapat memperoleh akses ke pejabat tingkat tinggi seperti Wakil Presiden Pertama Miguel Diaz-Canel, orang yang diperkirakan akan menjadi presiden Kuba berikutnya dan telah bertemu dengan para politisi Amerika seperti Pemimpin Minoritas DPR Nancy Pelosi dan Senator Patrick Leahy dari Vermont.